Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekosistem startup digital yang terus tumbuh di Indonesia membuat banyak perusahaan modal ventura tertarik. Salah satunya Softbank Ventures Asia (SBVA). Dari 20 perusahaan rintisan di Asia Tenggara yang mendapatkan suntikan modal, 14 di antaranya merupakan perusahaan rintisan yang berfokus atau berbasis di Indonesia.
“Indonesia sejauh ini merupakan pasar konsumen terbesar di Asia Tenggara dengan lebih dari 270 juta orang dengan populasi berpenghasilan menengah yang berkembang pesat dan merupakan rumah bagi lebih dari 60 juta UKM dan UMKM,” ujar Direktur SBVA Kenneth Low.
Asal tahu saja, investasi pertama SBVA di Indonesia dimulai dari Tokopedia pada tahun 2013. Selanjutnya, Indonesia menjadi kawasan fokus utama investasi dari SBVA itu sendiri.
“Indonesia telah menjadi fokus geografi terbesar kami di Asia Tenggara. Kami juga telah mendirikan kantor di Singapura pada tahun 2019 untuk lebih dekat dengan para pendiri perusahaan di Indonesia dan kami berharap dapat terus meningkatkan investasi kami,” imbuh Kenneth.
Baca Juga: Setelah Bukalapak, giliran Blibli.com juga akan IPO tahun depan
Sektor-sektor yang tahun ini menjadi fokus dari SBVA antara lain social commerce, digitalisasi UKM atau UMKM, pembayaran B2B, disrupsi rantai pasokan, dan edtech.
Tak hanya itu, Kenneth juga bilang bahwa pihaknya saat ini juga berfokus pada pengusaha yang memiliki model bisnis yang kuat dan menarik serta berani mencoba menggunakan pengetahuan dan teknologi lokal sebagai alat diferensiasi.
“Kami hanya menyoroti beberapa dan masih banyak lagi sektor yang ingin kami mainkan mengingat ada beberapa peluang baru untuk perubahan dan gangguan, terutama karena COVID mengubah cara konsumen menjalani kehidupan sehari-hari dan cara bisnis beroperasi,” imbuh Kenneth.
Ditanya mengenai kepemilikan sahamnya di GoTo sebagai perusahaan induk Tokopedia, dimana SBVA berinvestasi di perusahaan tersebut, Kenneth enggan berkomentar lebih lanjut. Ia juga tidak menjawab apakah akan menjual sahamnya di perusahaan terkait saat GoTo melakukan IPO.
“Sayangnya, kami tidak dapat mengomentari ini,” pungkasnya.
Selanjutnya: Hingga Juni 2021, Investree salurkan pinjaman Rp 7,3 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News