Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Potensi dari penutupan asuransi satelit di tahun ini dinilai cukup besar untuk mendongkrak bisnis PT Asuransi Jasa Indonesia. Meski begitu, manajemen perseroan menyebut masih perlu dukungan dari reasuransi asing.
Direktur Jasindo Syarifudin menegaskan, nilai pertanggungan dari asuransi satelit terbilang besar. Sementara reasuransi di dalam negeri belum ada yang berani untuk mendukung.
Makanya Jasindo pun sudah mendekati sejumlah perusahaan reasuransi asal Eropa. "Kapasitas di dalam negeri masih terbatas sehingga masih ada ketergantungan kepada reasuransi asing," kata Syarifudin, (10/2).
Untuk menanggung asuransi satelit ini pun dia bilang sebagian besar akan dialihkan kepada reasuransi asing. "Mungkin untuk satelit bisa 80% sampai 90% kami alihkan ke reasuransi luar," lanjutnya.
Jasindo sendiri akan menutup asuransi untuk dua satelit tahun ini. Yakni milik BRI dan Telkom.
Namun ia belum bisa menentukan potensi bsaran premi yang bisa dikantongi dari lini tersebut. Yang mana harga tiap satelit sendiri bisa mencapai US$ 100 juta sampai US$ 200 juta.
"Setidaknya di bulan Maret sudah harus ada kepastian. Tapi, paling tidak, kami ingin dapat dukungan dari pihak reasuransinya dulu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News