kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Jumlah BPR berkurang, namun kredit tetap tumbuh


Senin, 25 Februari 2013 / 20:39 WIB


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang berkurang setiap tahunnya, namun kredit yang dibukukan terus bertumbuh. Pada 2010, terdapat 1.706 BPR, berkurang di 2011 jadi 1.669 bank. Lalu berkurang lagi jadi 1.635 bank di 2012. Bahkan, sejak beroperasi di 2005, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah mencabut izin usaha 46 BPR.

Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto menyebut, BPR yang dilikuidasi merupakan bank-bank bervolume kecil. Kemudian, bank-bank banyak berkurang karena melakukan merger. "Tidak berpengaruh terhadap kredit," ujarnya ketika dihubungi KONTAN, Senin, (25/2).

Kredit yang disalurkan BPR memang meningkat. Statistik Perbankan Indonesia mencatat, pinjaman yang digelontorkan oleh BPR pada 2011 yakni Rp 41,1 triliun. Ini kemudian meningkat 21,1% jadi Rp 49,8 triliun di 2012. "Dalam 4 tahun terakhir, pertumbuhan BPR moderat 21%," ucap Joko.

Rasio kredit macet atau (Non Performing Loan/NPL) BPR pun dalam bertambah baik. NPL tersebut menurun dari 5,22% di 2011 menjadi 4,75% pada akhir 2012.

Joko menyatakan, pada prinsipnya tidak ada kaitan antara kenaikan kredit dengan entitas BPR yang berkurang. Ini juga karena volume outlet yang terus bertambah.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), jumlah kantor BPR memang terus naik. Pada 2010, ada 3.910 unit kantor BPR. Lalu di 2011 menjadi 4.172. Dan bertambah lagi jadi 4.424 kantor di akhir 2012.

Tahun ini, Joko optimistis kredit BPR mampu tumbuh antara 22-24%. Ia menyatakan, untuk itu ada strategi internal dan eksternal yang dilakukan.

Pada internal, industri perbankan menyadari tantangan persaingan ketat karena pelaku industri keuangan bertambah. "Kita mengupayakan tata kelola efisien. Berusaha menarik perhatian masyarakat," sebutnya.

Pada sisi eksternal, ia melihat adanya perekonomian segmen kecil, menengah, dan mikro yang selalu bertumbuh. Lalu pendapatan per kapita yang naik, secara tidak langsung mendorong pertumbuhan kredit BPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×