Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama tiga tahun terakhir, PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bank) telah mengalami transformasi besar-besaran. Transformasi ini juga didukung oleh KB Financial Group (KBFG), yang kini jadi induk usaha KB Bank.
Transformasi tersebut membuahkan hasil cukup positif. Di tiga bulan pertama tahun ini KB Bank berhasil mencatat perbaikan rasio kredit berisiko atau loan at risk (LAR) yang terus menurun, dengan capaian kurang dari 35%.
LAR tersebut terus menurun dibandingkan periode akhir 2023 yang berada di kisaran 40% dan periode akhir 2022 di kisaran 50%.
Bahkan pada awal periode transformasi KB Bank di 2021, atau setahun setelah KB Kookmin Bank menjadi pemegang saham pengendali, rasio LAR KB Bank sempat menyentuh angka 65%.
Baca Juga: Lewat SHINE Project, KB Bank Memperkuat Transformasi Digital
Sebagaimana diketahui, KBFG melalui KB Kookmin Bank menjadi pemegang saham pengendali KB Bank sejak tahun 2020. Tercatat, per 31 Januari 2024, Kookmin Bank memegang 67% saham BBKP.
Memang, perbaikan fundamental KB Bank ini belum menular ke kinerja sahamnya. Sejak awal tahun, harga saham KB Bank masih turun sekitar 20% hingga perdagangan Selasa (21/5) ke level Rp 63.
Kendati begitu, posisi tersebut sudah membaik. Sebelumnya, saham bank berkode BBKP ini sempat anjlok hingga Rp 56 per saham.
Anjloknya saham BBKP disinyalir masih berkorelasi dengan kinerja bank ini. Bottom line bank ini memang masih merugi.
Baca Juga: KB Bank Gelar Program Beyond Excellent Trainers di ITB Ahmad Dahlan
Menilik laporan keuangan setahun penuh 2023 yang dirilis Selasa (21/5), KB Bank masih mencetak rugi bersih Rp 6,03 triliun, naik dari Rp 5,03 triliun di 2022.
Tapi, bila dilihat dari rugi per saham, kini rugi per sahamnya sudah mengecil. Di 2023, rugi per saham tinggal Rp 61, turun dari Rp 74 setahun sebelumnya. Ini disinyalir sebagai efek dari rights issue BBKP tahun lalu.
Jika dilihat menggunakan metrik price to book value (PBV) hingga perdagangan yang berakhir pada Selasa (21/5), BBKP dihargai sebesar 0,72 kali. Nilai ini masih di bawah rata-rata PBV selama lima tahun terakhir sebesar 0,97 kali. Maka dari itu, secara teoritis valuasi BBKP sudah masuk ke dalam area fair value.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai saham KB Bank masih dalam tren turun, jadi sentimennya masih kurang kondusif. "PER masih negatif untuk BBKP," ucap Arjun.
Baca Juga: Masih Ramai, Begini Prospek Saham Emiten yang Menggelar Rights Issue di Akhir 2023
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki mengatakan, pada dasarnya performa fundamental BBKP positif, seiring membaiknya rasio LAR di kuartal I-2024. "Jadi prospeknya masih menarik,” terang dia.
Yaki menilai, manajemen BBKP saat ini perlu membuktikan kemampuannya untuk memperbaiki kinerja keuangan agar berbalik positif. “Dengan perubahan core banking system diharapkan daya saing BBKP lebih menarik ke depannya," kata dia.
Yaki menilai bila investor ingin masuk ke BBKP, maka strateginya harus long term. “Kalau mau long term, sebaiknya cicil beli secara bertahap," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News