kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kebijakan suku bunga BI akan disetir rupiah


Jumat, 06 November 2015 / 13:02 WIB
Kebijakan suku bunga BI akan disetir rupiah


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Publik saat ini tengah menanti kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI rate). Dijadwalkan, Rapat Dewan Gubernur BI akan dihelat pada 17 November 2015 mendatang.

Nah, apa faktor yang paling mempengaruhi BI dalam menentukan kebijakan ini? Sejumlah analis sepakat, kebijakan suku bunga sangat tergantung pada posisi nilai tukar mata uang Garuda.

Jika memang BI ingin menggunting suku bunga acuannya, maka hal itu tergantung upaya bank sentral dalam menangani pelemahan rupiah.

Sekadar informasi, saat ini, rupiah sudah rebound hingga 8,8% sejak keok ke posisi terendah dalam 17 tahun terakhir pada September lalu.

Rupiah berhasil perkasa seiring langkah bank sentral yang menggelar operasi pasar uang untuk mengerek suku bunga Jakarta Interbank Offering Rate (JIBOR) ke posisi tertingginya dalam enam tahun terakhir.

"Tingginya suku bunga JIBOR merefleksikan kecemasan BI bahwa mereka tidak ingin rupiah melemah terlalu dalam," jelas Rajeev De Mello, Head of Asian Fixed Income Schroder Investment Management Ltd di Singapura kepada Bloomberg.

Rajeev menambahkan, BI saat ini menghadapi situasi yang sulit. "Jika suku bunga JIBOR tetap tinggi, maka pinjam meminjam antar bank akan sangat ketat dan hal itu memperlambat pertumbuhan ekonomi . Ujung-ujungnya, hal itu mengurangi efektivitas pemangkasan suku bunga," paparnya.

Ekonomi mulai tumbuh

Perekonomian Indonesia mulai menggeliat pada kuartal III-2015. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2015 sebesar 4,73% secara year on year (YoY).

Pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan kuartal II-2015 hanya 4,67% dan kuartal I-2015 4,72%.

Hal ini merupakan tekanan tersendiri bagi bank sentral untuk melakukan pelonggaran kebijakan. Namun, otoritas moneter juga harus memikirkan dampak kebijakan yang diambil terhadap rupiah.

Pasalnya, posisi rupiah sangat rentan terhadap arus dana asing yang hengkang (capital outflow) dari Indonesia saat The Federal Reserve benar-benar menaikkan suku bunga acuannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×