kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan Harga Komoditas Berpotensi Dorong Permintaan Perumahan


Kamis, 14 Juli 2022 / 19:28 WIB
Kenaikan Harga Komoditas Berpotensi Dorong Permintaan Perumahan
ILUSTRASI. Kenaikan harga komoditas berpotensi mendorong permintaan perumahan.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga komoditas bisa menjadi momentum untuk menghimpun dana murah dari pasar modal. Dengan begitu, bisa mendukung penyediaan perumahaan serta menjaga pertumbuhan ekonomi. 

Bahkan, sektor perumahan diproyeksi akan ikut terdongkrak sejalan dengan kenaikan harga komoditas saat ini. Direktur Keuangan BTN Nofry Rony Poetra juga melihat fenomena boom commodity pada 2012-2013.

"Harga rumah ikut mengalami kenaikan pertumbuhan di periode yang sama. Kenaikan harga tersebut merupakan cerminan dari tingginya permintaan akan rumah," kata Nofry dalam Webinar bertajuk “Pengaruh Kenaikan Harga Komoditas 2022 Bagi Sektor Perumahan” di Jakarta, Kamis (14/7). 

Menurutnya, peningkatan harga rumah juga terpantau dari pertumbuhan indeks saham properti yang menjadi peluang bagi perusahaan untuk menghimpun dana murah dari pasar modal guna menggarap peluang besar dari sektor perumahan.

Baca Juga: Harga Bahan Bangunan Naik, Pengusaha Sebut Harga Rumah Subsidi Tak Relevan Lagi

Selain itu, ia menyebut sektor perumahan dapat menjadi mesin untuk menjaga kelangsungan dampak ekonomi dari kenaikan harga komoditas. Pasalnya, aliran capital inflow ke sektor perumahan dapat berdampak ganda bagi 174 sub-sektor lainnya. 

"Sektor perumahan juga menggunakan 90% bahan baku lokal sehingga dapat mendongkrak ekonomi dalam negeri," terangnya. 

Belum lagi, angka kebutuhan perumahan di Indonesia masih tinggi. Kementerian PUPR menyebutkan angka backlog rumah berdasarkan kepemilikan mencapai 12,7 juta unit. Kebutuhan hunian tersebut pun kian mendesak seiring dengan ancaman pandemi serta pemanasan global. 

Dalam kesempatan yang sama, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Surnasip menuturkan bahwa upaya untuk menggarap peluang akselerasi sektor perumahan melalui pencarian dana murah yang ikut memperkuat nilai tukar Rupiah. 

Sebab, langkah tersebut dapat menjadi instrumen untuk menarik investor asing. Dengan pemupukan pendanaan murah, tambah Sunarsip, dapat menjaga bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap terjangkau. 

“Pendanaan murah dari pasar modal dapat memperkuat struktur pendanaan yang lebih murah untuk pembiayaan perumahan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” katanya. 

Baca Juga: BTN Sekuriti Aset KPR Rp 2 Triliun, Bisa Jadi Alternatif Investasi Investor

Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Thasya Pauline menyatakan, pemerintah telah menggelontorkan berbagai insentif baik fiskal maupun moneter untuk mendukung sektor perumahan pada 2022. 

"Dampaknya, kredit properti juga ikut mengalami tren peningkatan pada Maret 2022. Dukungan terhadap sektor perumahan terus dilakukan dengan berbagai insentif tersebut tentunya dapat mengoptimalisasi pertumbuhan sektor perumahan nasional,” ujar Thasya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×