kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan Kredit Bermasalah UMKM Berlanjut, Bank Optimistis Bisa Jaga Rasio NPL


Selasa, 02 Januari 2024 / 20:06 WIB
Kenaikan Kredit Bermasalah UMKM Berlanjut, Bank Optimistis Bisa Jaga Rasio NPL
ILUSTRASI. Kredit bermasalah pada segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tercatat naik sepanjang tahun 2023.TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit bermasalah pada segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tercatat naik sepanjang tahun 2023. Berdasarkan data Bank Indonesia rasio kredit bermasalah atau nonn performing loan (NPL) Kredit UMKM sebesar 3,93% per Oktober 2023, naik dari posisi 3,88% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Jika dirinci berdasarkan klasifikasi usaha, rasio NPL tertinggi terjadi pada kredit usaha menengah, yakni sebesar 5,45% per Oktober 2023. Angka ini sudah melewati batas rasio NPL kredit yang sehat. Artinya kredit bermasalah lebih banyak daripada kredit lancar.

Sementara itu kredit usaha kecil memiliki rasio NPL sebesar 4,32% per Oktober 2023, dan kredit usaha mikro dengan rasio NPL sebesar 2,87%. Adapun baki debet kredit UMKM di perbankan sampai Oktober 2023 yakni sebesar Rp 1.434,33 triliun, naik 7,44% YoY dari tahun lalu yang sebesar Rp 1.334,95 triliun.

Baca Juga: Berkat Pendampingan BRI, Pebisnis UMKM Pujon Kidul Raup Omzet Maksimal

Di sisi lain, sejumlah bank masih dapat menjaga rasio NPL Kredit UMKM di level yang sehat. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya, sebagai bank yang fokus ke segmen UMKM, BRI mencatat rasio NPL secara keseluruhan berada di level 3,01% per September 2023.

Jika dirinci rasio NPL kredit segmen mikro berada di posisi 2,41%, sementara rasio NPL kredit segmen kecil dan menengah masing-masing di level 4,58% dan 2,16%. 

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan, rasio NPL Kredit BRI secara keseluruhan telah menurun dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

Langkah antisipatif merespon rencana pemberhentian relaksasi restruktusisai Covid di Maret 2024, Hendy menyebut BRI telah memperketat persyaratan nasabah yang dapat dilakukan restrukturisasi Covid sehingga penambahan restrukturisasi Covid baru cukup terbatas. 

"Selain itu, kami juga telah mengimplementasikan strategi soft-landing dengan penghapusbukuan kredit bermasalah terdampak Covid tersebut," kata Hendy kepada Kontan, Selasa (2/1).

Dengan demikian, BRI optimistis berakhirnya relaksasi pada Maret tahun depan tidak akan terlalu berdampak pada kinerja kualitas kredit maupun kinerja keuangan BRI secara umum. 

"BRI optimistis dapat menjaga rasio NPL di kisaran 2,8% hingga 3,0%," kata Hendy.

Sementara itu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga dapat menjaga rasio NPL tetap berada di level yang sehat. Bank Berlogo pita emas ini mencatatkan rasio NPL kredit UMKM berada di level sekitar 1% per September 2023.

Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman mengatakan, pihaknya terus berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan penyaluran kredit ke segmen UMKM serta berupaya memastikan kualitas kredit dapat terjaga dengan optimal.

"Sebagai agent of development, Bank Mandiri terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional, yang tercermin dari penyaluran kredit ke segmen UMKM yang tumbuh lebih dari 7% YoY per September 2023," kata dia kepada Kontan, Selasa (2/1).

Baca Juga: Mengerek Kelas UMKM

Ali menjelaskan, penyaluran kredit Bank Mandiri ke segmen ini dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian melalui berbagai strategi. 

Pertama, pada segmen Usaha Kecil Menengah (UKM), Bank Mandiri berupaya untuk meningkatkan volume kredit dengan prudent melalui pemanfaatan Wholesale Banking Ecosystem, antara lain dengan fokus menggarap potensi bisnis turunan, baik dari principal maupun sektor unggulan, khususnya di wilayah perkotaan.

Lalu, memberikan value proposition kepada segmen UKM melalui penyusunan produk yang sesuai dengan karakteristik masing-masing sektor dan menyediakan layanan UKM center. Juga terus melakukan review proses bisnis internal dan disiplin melakukan monitoring kualitas kredit.

Kedua, untuk segmen mikro produktif, Bank Mandiri memiliki strategi yaitu ekspansi kredit terutama melalui produk KUR, dengan mengoptimalkan produktivitas jaringan Bank Mandiri, yakni mulai dari cabang, Mandiri Agen, serta partner digital dengan pelaku fintech untuk melakukan akuisisi berbasis ekosistem. 

Upaya lainnya yakni dengan peningkatan proses internal salah satunya dengan melakukan enhancement aplikasi Mandiri Agen sehingga dapat meningkatkan referal kredit. 

"Bank Mandiri meyakini permintaan kredit ke segmen UMKM akan terus meningkat pada 2024 seiring pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik," kata Ali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×