Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - BANYUWANGI. Kinerja PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF masih tertekan di kuartal III 2022. Laba perusahaan ini tercatat turun 27,25% secara year on year (yoy) menjadi Rp 291 miliar dari Rp 400 miliar.
Penurunan laba terjadi karena turunnya total pendapatan 22,48% yoy yang diperoleh SMF menjadi Rp 1,31 triliun dari pendapatan tercatat Rp 1,69 triliun hingga kuartal III 2021.
Ini disebabkan total penyaluran pembiayaan yang memang turun menjadi Rp 6,9 triliun di kuartal III dari Rp 8,82 triliun. Jika dirinci, penyaluran pembiayaan lewat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar 3,5 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2022 dan pembiayaan komersial sebesar 3,36 triliun.
"Karena pembiayaan tidak tumbuh pesat maka SMF mengurangi pendanaan lewat penerbitan surat utang. Realisasi pendanaan yang turun dari Rp 3,9 triliun di kuartal III 2022 dari Rp 7,6 triliun," ujar Bonai Subiakto, Direktur Keuangan SMF, Jumat (4/11).
SBaca Juga: SMF Terbitkan Obligasi PUB VI Tahap III Tahun 2022 Sebesar Rp 3 Triliun
Untuk menekan penurunan laba yang lebih dalam, SMF berusaha melakukan efisiensi. Upaya ini berhasil dengan realisasi beban dan pajak turun sekitar 39% yoy menjadi Rp 1,04 triliun dari Rp 1,68 triliun. Aset perusahaan ini juga turun dari Rp 33,73 triliun di akhir tahun 2021 menjadi Rp 32,87 triliun di kuartal III.
Strategi Bisnis
di tengah kondisi ekonomi yang menantang, SMF memiliki sejumlah strategi untuk mendongkrak kinerja hingga akhir tahun dan juga tahun depan. SMF berusaha mencari ceruk pasar baru dan perluasan bisnis yang bisa digarap.
Seperti pilot project proyek Kredit Pemilikan Rumah (KPR) inden dan KPR sewa beli. "Proyek ini sisa dilaksanakan di kuartal IV tahun ini," kata Heliantopo, Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF.
Selain itu SMF juga akan mencoba pengembangan pasar pembiayaan berwawasan lingkungan, dan juga mendalami tahapan awal penerbitan green housing finance.
Jika pembiayaan hijau sudah bisa berjalan, itu bisa menjadi underlying untuk penerbutan green bond maupun sustainability bond ke depannya.
SMF juga kerjasama dengan Asian Development Bank (ADB) dengan Kementerian PUPR untuk memberi skema khusus pembiayaan bagi masyarakat non fixed income.
Selain itu SMF menjajaki program Reverse Mortgage. Ini merupakan skema pemilik rumah bagi pemilik rumah lanjut usia 55 tahun ke atas. Pemilik rumah dapat uang tunai bulanan dari hasil pelepasan aset. Namun, selama pelepasan aset itu, pemilik rumah tetap dapat menempati rumah.
"Saat ini masih harus dilihat pasarnya. Mudah-mudahan bisa bisa tahun depan. Dan ini akan jadi terbit perdana di Indonesia," ujar Heliantopo.
Untuk bunga pembiayaan berbagai inisiasi proyek baru tersebut, patokan besaran bunga pinjaman adalah dari bunga Surat Utang Negara (SUN). Sebagai gambaran bunga dari tenor SUN 5 tahun saat itu di tambah spread dari peringkat AAA yang dimiliki SMF yakni sekitar 50-100 bps. "Spread ini tergantung dari mitigasi masing-masing sektor yang disasar," ujar Ananta Wiyogo, Direktur Utama SMF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News