kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kondisi global bergejolak, BTN optimistis target kinerja 2018 bisa tercapai


Minggu, 08 Juli 2018 / 19:23 WIB
ILUSTRASI.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk optimistis target kinerja tahun ini bisa tercapai walau perseroan tidak mengubah target bisnis 2018. Perseroan tetap optimis bisnis akan tercapai sampai dengan akhir tahun meski kondisi global bergejolak dan adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Optimisme ini didukung oleh masih besarnya permintaan untuk program sejuta rumah di berbagai daerah.

Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan perseroan sampai saat ini tetap pada target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yakni tumbuh di atas 20%. Target ini akan dapat terwujud seiring dengan peran BTN yang sudah bisa menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada semester II tahun ini. 

“Skema FLPP sangat berbeda sekarang 75%, dikover pemerintah dan 25% sisanya disediakan oleh SMF (PT Sarana Multi Finance). Jadi BTN sangat diuntungkan karena tidak perlu mencari dana mahal lagi,” kata Maryono dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (6/7).

Menurut Maryono, investor tidak perlu khawatir dengan kinerja BTN tahun ini. Meski ada kenaikan suku bunga acuan BI, tidak serta merta perbankan menaikkan suku bunga dana dan kredit. Terlebih, saat ini perseroan sedang menggenjot perolehan dana murah melalui tabungan, sehingga diharapkan komposisi dana murah bisa berimbang dengan deposito. 

“Kami sedang rakor dan menugaskan untuk seluruh kepala cabang di Indonesia mendongkrak dana tabungan,” ujarnya.  

Selain menggenjot dana murah, lanjut Maryono, BTN juga diuntungkan dengan relaksasi aturan Loan to Value (LTV) atau aturan uang muka KPR yang diterbitkan BI. Dengan aturan tersebut diharapkan makin banyak masyarakat yang tertarik membeli rumah. 

“Jadi tidak ada kekhawatitan bahwa kita akan kesulitan dana dengan kondisi ini dan BTN potensinya luar biasa seiring kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah. Ini yang bisa memberikan percepatan pertumbuhan perseroan di sektor pembiayaan perumahan,” terangnya.

Adapun mengenai penurunan harga saham, menurut Maryono, hal ini lebih disebabkan adanya faktor global, dimana ada tiga peristiwa yang terjadi di dunia, yaitu perubahan valuta masing-masing negara, perubahan berpindahnya dana yang dari tujuan ke asal, dan adanya perubahan suku bunga.

“Semua ini dalam rangka normalisasi dan ini tidak bisa dihindari disemua negara,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Keuangan & Treasury Bank BTN, Iman Nugroho Soeko menambahkan untuk kondisi keuangan yang sudah dipublikasikan Maret 2018 sudah cukup bagus dengan  pertumbuhan tinggi di atas 20% dari sisi aset, kredit dan DPK serta laba di atas 15%.

“Kemudian untuk target ke depan BTN tidak akan berubah, dimana kami optimistis akan tetap tumbuh sesuai dengan yang ditargetkan masih sekitar 20%,” paparnya.

Menurut Iman, untuk mencapai target bisnis tersebut, BTN akan melakukan efisiensi pada biaya operasional, peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) berbiaya rendah sehingga NIM terjaga dan pencapaian target Fee Based Income. 

“Jadi tidak perlu khawatir mengenai bisnis BTN yang kami bisa lakukan adalah membukukan kinerja yang sesuai dengan target dan itu baru akan dilihat investor atau masyarakat setelah laporan keuangan Juni, September dan Desember nanti keluar,” tegas Iman.

Tercatat kuartal I-2018 emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini membukukan penyaluran kredit mencapai Rp 202,5 triliun atau meningkat 19,34% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 169,68 triliun. 

Dari jumlah total kredit tersebut, kredit perumahan menempati porsi 91,09%, naik 20,32% dari Rp 153,31 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp 184,46 triliun di akhir Maret 2018. 

Sedangkan, kredit non-perumahan meningkat 10,17% dari Rp 16,37 triliun menjadi Rp 18,03 triliun.

Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN ini juga turut menunjang kenaikan aset perseroan sebesar 20,73% dari Rp 214,31 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp 258,73 triliun di periode yang sama tahun ini. Dengan capaian tersebut, laba bersih BTN tercatat naik 15,13% dari Rp 594 miliar pada akhir Maret 2017 menjadi Rp 684 miliar di periode yang sama tahun ini.

Untuk DPK, perseroan berhasil tumbuh 23,54% secara tahunan dari Rp 157,41 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp 194,48 triliun per kuartal I-2018. Adapun, pertumbuhan terbesar simpanan BTN bersumber dari kenaikan tabungan sebesar 43,35% dari Rp 30,74 triliun pada akhir Maret 2017 menjadi Rp 44,06 triliun di periode yang sama tahun ini. 

Penghimpunan giro dan deposito juga menjadi penopang laju kenaikan DPK dengan pertumbuhan masing-masing 22,55% menjadi Rp 51,14 triliun dan 16,87% menjadi Rp 99,28 triliun per 31 Maret 2018. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×