Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koperasi dan UKM berharap, Koperasi Simpan-Pinjam dan Unit Simpan-Pinjam Koperasi (KSP/USP) bisa membantu pelaku usaha kecil dan menengah mendapatkan akses permodalan ke lembaga keuangan formal. Dengan begitu, koperasi yang menguhubungkan pengusaha kecil dan lembaga keuangan formal harus sehat.
“KSP/USP merupakan lembaga keuangan alternatif yang perlu terus ditingkatkan kinerjanya, sehingga menjadi sehat, kuat dan mandiri,” kata Deputi Bidang Pembiayaan, Kemenkop dan UKM Yuana Sutyowati dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Minggu (25/2).
KSP/USP yang sehat dapat bersinergi dengan berbagai lembaga keuangan lainnya, termasuk bank. Koperasi bisa menjadi penyalur kredit ultra mikro plafon pinjaman berkisar Rp 1 juta, sampai dengan Rp 10 juta, dan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga 7%.
Sekadar informasi, pemerintah menganggarkan dana untuk kredit ultra mikro (UMi) sebesar Rp 2,5 triliun untuk tahun 2018.
“Pemberdayaan KUMKM memerlukan koordinasi dan sinergi antara pemerintah pusat, daerah serta pemangku kepentingan termasuk masyarakat, asosiasi UMKM, akademisi, dunia usaha termasuk perbankan dan lembaga keuangan nonbank,” ujar Yuana.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah Minahasa Selatan, Danny H. Rindengan menegaskan akan memprioritaskan peningkatan kapasitas KSP/USP Koperasi sebagai lembaga keuangan formal supaya menjadi sehat dan mandiri sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada anggotanya.
Kabupaten Minahasa Selatan sendiri memiliki potensi unggulan seperti produk hasil pertanian, pangan, hortikuktura, serta perikanan laut dan bidang pariwisata. Namun keunggulan itu diharapkan mendapat dukungan oleh pemda, antara lain dalam hal peningkatan kapasitas SDM UMKM di bidang kewirausahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News