kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.370   -48,00   -0,29%
  • IDX 7.952   15,91   0,20%
  • KOMPAS100 1.106   -0,20   -0,02%
  • LQ45 812   -1,90   -0,23%
  • ISSI 268   1,83   0,69%
  • IDX30 421   0,16   0,04%
  • IDXHIDIV20 488   0,14   0,03%
  • IDX80 122   -0,19   -0,16%
  • IDXV30 132   0,97   0,74%
  • IDXQ30 136   0,14   0,10%

Kredit Macet Perbankan Tetap Perlu Diantisipasi, Ada NPL Yang Sentuh 10%


Kamis, 28 Agustus 2025 / 19:56 WIB
Kredit Macet Perbankan Tetap Perlu Diantisipasi, Ada NPL Yang Sentuh 10%
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Kantor Cabang Bank Tabungan Negara (BTN), Jakarta, Senin (28/10/2024). (KONTAN/Baihaki). Meski kualitas kredit secara industri tengah mengalami perbaikan, beberapa bank tampaknya tetap perlu mengantisipasi melonjaknya risiko kredit.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski kualitas kredit secara industri tengah mengalami perbaikan, beberapa bank tampaknya tetap perlu mengantisipasi melonjaknya risiko kredit. Di mana, ada bank-bank tertentu, utamanya KBMI 1, yang memiliki rasio Non Performing Loan (NPL) di atas batas wajar 5%.

Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio NPL gross perbankan ada di level 2,22% per Juni 2025. Ini cenderung stabil jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang berada di level 2,26%.

Nah, salah satu bank yang masih memiliki NPL gross di atas 5% adalah PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR). Bank digital ini memiliki rasio NPL gross berada di level 10,86% per Juni 2025.

Menariknya, NPL gross dari Amar Bank ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Per Juni 2024, NPL gross milik Amar Bank masih di level 8%.

Selain itu, ada pula PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) yang memiliki NPL gross di level 7,36% per Juni 2025. Padahal, pada periode sama tahun sebelumnya, NPL gross dari Bank India ini berada di level 4,35%.

Tak sampai disitu, PT Bank KB Indonesia Tbk (BBKP) juga turut gabung dalam jajaran bank dengan NPL tinggi. Di mana, pada Juni 2025, NPL gross KB Bank ada di level 10,08% dan ini ada perbaikan dari posisi Juni 2024 yang ada di level 11,31%.

VP Corporate Relations KB Bank Adi Pribadi mengungkapkan bahwa NPL tinggi itu merupakan portofolio kredit di masa lampau. Di mana, saat ini pihaknya terus berupaya untuk mengurangi kredit-kredit macet yang dimiliki.

Ia bilang untuk portofolio kredit yang disalurkan sejak tahun 2021 sejatinya menunjukkan kualitas yang baik dengan rasio NPL gross di bawah 1%. Menurutnya, ini menjadi indikator bahwa strategi penyaluran kredit KB Bank sudah berada pada jalur yang tepat.

Adapun, ia menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah strategis, antara lain melalui rencana penjualan aset-aset NPL serta hapus buku, sebagaimana yang juga sudah kami lakukan pada semester pertama. 

“Dengan posisi laba bersih pada semester pertama yang cukup tebal, kami juga berencana memperkuat pencadangan CKPN,” ujar Adi, Kamis (28/8).

Selain bank-bank KBMI 1, ada pula beberapa bank besar lainnya yang sejatinya juga tak terlepas dari pemburukan kualitas kredit. Salah satunya adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Seperti diketahui, BTN memiliki NPL gross pada Juni 2025 berada di level 3,3%. Nah, hal tersebut ada kenaikan dari periode sama tahun sebelumnya yang berada di level 3,1%.

Direktur Manajemen Risiko BTN Setiyo Wibowo bilang pada kuartal II-2025 memang terjadi sedikit kenaikan NPL. Hal ini utamanya disebabkan oleh adanya tekanan dari beberapa debitur di segmen tertentu, baik di KPR subsidi maupun non-subsidi. 

Secara proporsi, Setiyo melihat kontribusi terbesar masih berasal dari segmen KPR Non Subsidi. Ini mengingat adanya tekanan dalam kemampuan bayar kelas menengah-bawah.

Namun, ia menegaskan kenaikan tersebut sifatnya masih manageable dan dalam batas kendali manajemen risiko. Ia juga sudah menyiapkan berbagai langkah mitigasi, seperti penguatan collection, program restrukturisasi yang selektif, serta kerja sama dengan pemerintah dan pengembang untuk menjaga kualitas debitur.

“Kami melihat tren NPL akan cenderung stabil, bahkan berpotensi membaik, seiring perbaikan kualitas ekonomi nasional, penyaluran FLPP yang lebih terukur, serta digitalisasi proses monitoring debitur yang kami jalankan,” ungkapnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae bilang di tengah dinamika global maupun domestik yang tidak menentu, OJK mendorong bank untuk tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan operasionalnya.

Ia melihat risiko kredit perbankan saat ini terjaga tercermin dari rasio NPL dan Loan at Risk (LaR) yang berada dalam tren menurun, termasuk pada bank-bank kecil yang tergolong dalam KBMI 1. 

Rasio NPL dan LaR KBMI 1 per Juni 2025 masing-masing sebesar 2,61% dan 10,37%, lebih rendah dibandingkan periode pre pandemi Covid-19. 

“Mitigasi risiko kredit juga telah dilakukan yang tercermin dari coverage CKPN NPL yang cukup tinggi dibandingkan kelompok KBMI lain,” jelasnya.

Selanjutnya: Demo DPR, Istana: Kami Atas Nama Pemerintah Menghormati Penyampaian Aspirasi

Menarik Dibaca: Ini Manfaat Skin Fasting dan Cara Melakukannya dengan Benar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×