Reporter: Galvan Yudistira, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Permintaan kredit masih sepi. Buktinya, baki kredit belum ditarik (undisbursed loan) masih menumpuk. Mengutip data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) terbaru, kredit menganggur tercatat sebesar Rp 1.265,87 triliun per Agustus 2016.
Angka ini tumbuh 2,13% ketimbang periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1.239,31 triliun (year on year/yoy). Tapi, jumlah tersebut melambat dari Juli 2016 yang mencetak kenaikan sebesar 4,27%.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad menilai, perlambatan undisbursed loan secara musiman akan terjadi di akhir tahun. “Masih meningkat, tapi peningkatannya kecil,” jelas Muliaman kepada KONTAN, Senin (24/10).
Sebagai informasi, jumlah fasilitas kredit commited per Agustus 2016 sebesar Rp 298,63 triliun. Sementara ada sebesar Rp 966,91 triliun tercatat sebagai fasilitas kredit uncommited.
Di pengujung tahun, bank besar masih menjadi kontributor terbesar kredit menganggur. Bank umum kegiatan usaha (BUKU) III menyumbang kredit mubazir paling besar yaitu Rp 739,15 triliun atau melonjak 10,23% secara tahunan. Disusul oleh bank BUKU IV yang memiliki undisbursed loan sebesar Rp 431,34 triliun. Jumlah ini naik 7,52% yoy.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas menilai, kredit mubazir memang masih menumpuk tinggi. Tapi, hal ini tidak menganggu bisnis bank. “Kredit ditarik sesuai kebutuhan dan biasanya di akhir tahun mengecil atau tergantung bisnis debitur,” jelas Rohan. Per Agustus 2016, total kredit belum ditarik Bank Mandiri naik sebesar 9,2% menjadi Rp 110,98 triliun.
Rohan memprediksi, undisbursed loan bakal menurun cukup signifikan di kuartal IV. Tren penurunan ini seiring dengan membaiknya pertumbuhan kredit. Di kategori BUKU III, PT Bank OCBC NISP Tbk mencatatkan kenaikan kredit menganggur sebanyak 7,13% di akhir Agustus 2016 menjadi Rp 38,59 triliun. Sebagai perbandingan, kredit belum ditarik sebesar Rp 36,02 triliun pada Agustus 2015.
Presiden Direktur OCBC NISP Parwati memperkirakan, undisbursed loan OCBC NISP akan meningkat pada akhir kuartal IV 2016. Hal ini terjadi karena pemberian kredit baru masih belum digunakan secara penuh.
Maryono, Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) mengatakan penyumbang undisbursment loan di BTN berasal dari sektor kredit pemilikan rumah (KPR) dan konstruksi.
Di akhir tahun, aliran dana repatriasi amnesti pajak akan membuat likuiditas berlimpah. Dus, dana amnesti pajak bakal menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kredit menganggur tinggi.
Asal tahu saja, bank BUKU III dan IV tercatat berkontribusi sebesar 92,46% dari total undisbursed loan perbankan. Gabungan kredit menganggur bank besar ini mencapai Rp 1.170,50 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News