kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit Valas BNI Telah Mencapai Rp 115 Triliun Hingga Agustus 2022


Selasa, 11 Oktober 2022 / 12:30 WIB
Kredit Valas BNI Telah Mencapai Rp 115 Triliun Hingga Agustus 2022
ILUSTRASI. Kredit valas BNI capai Rp 115 triliun


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tercatat memiliki eksposur kredit valuta asing (valas) cukup besar sejalan fokus bank ini di bisnis Internasional seperti arahan Kementerian BUMN.

Sekretaris Perusahaan BNI Okki Rushartomo mengatakan, outstanding kredit valas BNI hingga Agustus 2022 tercatat sebesar Rp 115 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 10,2% secara tahunan atau year on year (YoY).

"Sebagai bank global, tentunya kredit dengan denominasi valas memiliki eksposur yang cukup baik dalam portofolio kredit BNI. Terlebih jaringan internasional BNI di-back up dengan kantor cabang yang berada di 7 negara," kata Okki pada Kontan.co.id, Senin ( 10/10).

Okki bilang, BNI juga mampu membantu ekspansi korporasi global di samping nisa  menjawab kebutuhan korporasi dan UMKM dalam negeri yang membutuhkan pembiayaan valuta asing.

Baca Juga: Lakukan Tranformasi Digital, BNI Pastikan Jaringan Telekomunikasi Tetap Aman

Dia mengatakan, sejauh ini likuiditas valas BNI masih sangat ample. Namun, perseroan akan tetap selektif dalam menyalurkan kredit valas dan hanya berfokus pada perusahaan yang memiliki prospek yang sehat dan berkualitas.

Hingga saat ini, kualitas kredit juga dalam posisi yang sangat terjaga. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit valas valas posisi Agustus berada di kisaran 1,7%. Okki bilang, rasio NPL tersebut akan terus diupayakan agar turun.

Sebelumnya, Royke Tumilaar Direktur Utama BNI juga mengatakan pihaknya mulai membatasi penyaluran kredit valas walau likuiditas masih baik sebagai mitigasi resiko di tengah tantangan global yang masih besar.

“Kami batasi dulu lending dollar AS, sedapat mungkin kami arahkan ke rupiah, karena kredit dollar itu cost-nya juga lebih mahal,” ujar Royke.

 

BNI akan berupaya memberikan pinjaman dalam bentuk mata uang rupiah, kecuali jika debitur memiliki kebutuhan ekspor dan membutuhkan kredit dalam valas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×