Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil investasi PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mencatatkan kinerja negatif pada kuartal pertama tahun lalu. Capaian yang belum apik ini terseret oleh indeks harga saham gabungan (IHSG) yang merosot di periode tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan unaudited yang dipublikasikan di website perusahaan, sampai Maret 2018 hasil investasi Prudential tercatat minus Rp 1,72 triliun. Sementara, jika dibandingkan periode sama tahun 2017 hasil investasi Prudential masih mencatatkan untung sebesar Rp 3,45 triliun.
Hasil investasi yang belum maksimal tersebut berimbas pada total pendapatan perseroan. Sampai Maret 2018, total pendapatan mencapai Rp 4,51 triliun, sedangkan di Maret 2017 mencetak jumlah pendapatan Rp 9,36 triliun. Artinya ada penurunan 51,8% sebesar secara year on year (yoy).
Jika dilihat sampai periode ini, instrumen investasi di portofolio saham terbilang besar. Dari jumlah investasi Rp 65,70 triliun, porsi saham sebesar 60,97% dan instrumen investasi di reksadana sebesar 20,33%.
Chief Investment Officer Prudential Indonesia Novi Imelda mengakui, efek IHSG yang belum positif itu cukup berimbas pada hasil investasi perusahaan. Kendati begitu, di kuartal kedua nanti perusahaan yakin fundamental dan pergerakan saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja apik.
"Sampai semester II kita tidak bisa proyeksi, tapi melihat fundamental pertumbuhan Indonesia bagus dan inflasi masih terjaga. Meski ada kenaikan suku bunga hingga dua kali, kami melihatnya positif. Hal ini sebagai upaya Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan perekonomian di Indonesia," kata Novi, baru-baru ini.
Menurut Novi meskipun saham-saham yang terdaftar di BEI sedang anjlok, perusahaan memiliki strategi investasi yang terdiversifikasi. Semisal, pada produk Prulink Syariah Rupiah Asia Pacific Equity Fund di mana 100% investasi di luar negeri. Sehingga saat saham-saham yang terdaftar di BEI terkoreksi, kinerja produk tersebut tidak berimbas. Prudential juga selalu memilih saham-saham yang memiliki fundamental baik dalam jangka panjang dan lebih defensif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News