kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Laba bersih BTPN tumbuh 53%


Selasa, 17 Juli 2012 / 18:51 WIB
Laba bersih BTPN tumbuh 53%
ILUSTRASI. Salah satu manfaat lidah buaya adalah digunakan sebagai cara menghilangkan gusi bengkak.


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatat pertumbuhan laba bersih semester pertama hingga 53% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Artinya sepanjang enam bulan pertama tahun ini, BTPN mencetak laba bersih sebesar Rp 921 miliar, sedangkan di periode yang sama tahun lalu, laba bersih BTPN sebesar Rp 602 miliar.

Direktur Keuangan BTPN Arief Harris menyebut perolehan laba perusahaannya sebagian besar berasal penyaluran kredit dan tidak mengandalkan pendapatan berbasis biaya atau fee based income.

"Laba bersih, tumbuh 53% year on year. Lagipula kami kan selam ini memang fokus ke mass market, segmen mikro dan pensiunan, jadi fee based income kami tidak besar seperti bank-bank lain," jelasnya saat dijumpai di Jakarta, Selasa (17/7). Lebih lanjut Arief bilang jika selama ini pendapatan bank-bank besar lainnya selalu terkatrol oleh pendapatan non-bunga kan berasal dari transfer, L/C (letter of credit) valuta asing sedangkan hingga saat ini BTPN belum memiliki itu.

Dari sisi lain, penyaluran kredit BTPN per akhir Juni 2012 tercatat sebesar Rp 34,4 triliun. Angka ini tumbuh 28% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 26,8 triliun. Sementara perolehan dana pihak ketiga (DPK) melesat 36% dari Rp 29,5 triliun menjadi Rp 40 triliun.

"Dengan pertumbuhan kredit dan DPK yang pesat, aset BTPN tumbuh 30% dari Rp 40 triliun menjadi Rp 52 triliun. Sedangkan CAR (rasio kecukupan modal) tetap terjaga di level 21,9%," pungkas Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×