kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba BNI tumbuh, laba Danamon lesu


Jumat, 30 Januari 2015 / 06:25 WIB
Laba BNI tumbuh, laba Danamon lesu
ILUSTRASI. Tersangka mantan Dirjen MinerbaKementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin (tengah) memakai rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (9/8/2023). Kejaksaan Agung menetapkan Ridwan Djamaluddin sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pertambangan ore nikel di Blok Mandiodo, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.


Reporter: Adhitya Himawan, Dea Chadiza Syafina | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Bankir pelat merah terbukti piawai meramu strategi dalam memupuk laba. Setelah Bank Rakyat Indonesia (BR) membukukan kenaikan laba 14,35%, giliran Bank BNI yang unjuk gigi. Bank berlogo 46 ini sukses mengantongi pertumbuhan laba bersih sebesar 19,10% menjadi Rp 10,80 triliun di sepanjang tahun 2014.

Gatot M. Suwondo, Direktur Utama BNI menuturkan, kenaikan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih.
Tahun lalu, pendapatan bunga bersih BNI tumbuh 17,40% dari Rp 19,10 triliun menjadi Rp 22,40 triliun. Pendapatan non bunga pun naik 13,50% menjadi Rp 10,70 triliun pada periode yang sama.

Nasib Bank Danamon tak seberuntung Bank BNI. Laba bank milik Temasek ini susut sebesar 36% menjadi Rp 2,6 triliun secara tahunan (year on year). Dua tahun terakhir, Bank Danamon mengayun langkah berat. Pada tahun 2013, laba Bank Danamon hanya tumbuh 1%.

Direktur Keuangan Bank Danamon, Vera Eve Lim mengungkapkan, penurunan laba disebabkan oleh dua hal. Pertama, adanya biaya restrukturisasi berdasarkan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang meggerus pendapatan Danamon sebesar Rp 390 miliar. 

Kedua, fee based income dari Adira Finance dicatatkan secara bertahap. Vera mengklaim, berdasarkan aturan, pencatatan fee based Adira dilakukan bertahap. Imbasnya, masih ada sisa fee based sebesar Rp 724 miliar yang belum tercatat di pos pemasukan Bank Danamon.

Henry Ho, Direktur Utama Bank Danamon menyatakan, makro ekonomi yang lesu membuat bank sulit memacu kredit. Tahun lalu, kredit Bank Danamon naik tipis 3% menjadi Rp 139,05 triliun. Kondisi serupa dialami Bank BNI yang membukukan pertumbuhan kredit sebesar 10,8%. Kredit BNI tertolong segmen business banking yang berkontibusi 71% dari total portofolio.

Seret likuiditas

Tahun lalu, musim paceklik likuiditas tersirat jelas lewat kemampuan Bank BNI dan Bank Danamon dalam mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK). Di tahun 2014, DPK BNI hanya naik 7,5% menjadi Rp 313,90 triliun. "Tahun lalu BNI tidak mau berebut likuiditas dengan suku bunga deposito tinggi," tandas Gatot, Kamis (29/1).

DPK Bank Danamon naik tipis 4,39% menjadi Rp 146 triliun. Dana murah (CASA) Bank Danamon tumbuh 9,43%, lebih tinggi ketimbang deposito yang naik 4,16%.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×