Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berusaha menjaga pertumbuhan laba bersih minimal flat di tahun 2016 ini dibanding 2015. Pasalnya, bank sulit meraih pendapatan bunga di tengah perlambatan penyaluran kredit. Bank juga harus memperbesar cadangan saat rasio kredit bermasalah atau on performing loan (NPL) sedang naik.
"Laba cenderung flat di September 2016, dan pertumbuhan laba kuartal III lebih rendah dibandingkan pertumbuhan laba kuartal II," kata Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI, Rabu (12/10).
Asal tahu saja, BRI hanya mencatat pertumbuhan laba 1,6% atau menjadi Rp 12,04 triliun di kuartal II-2016 dibandingkan posisi Rp 11,86 triliun di kuartal I-2015. Haru bilang, pihaknya akan tetap mencapai target pertumbuhan kredit sebesar 13%-15% di tahun 2016 ini agar tetap menjaga pertumbuhan laba.
Adapun, bank berpelat merah ini telah mencatat pertumbuhan kredit sekitar 13%-15% di September 2016 ini. Namun pertumbuhan kredit ini belum mampu mendongkrak pendapatan laba karena perusahaan melakukan pencadangan yang besar.
"Selanjutnya, BRI akan terus melakukan perbaikan kredit bermasalah agar masih bisa mendapat laba," tambahnya. BRI tengah menghadapai kenaikan NPL pada segmen kredit menengah dengan rasio NPL sebesar 6,45% per Juni 2016, dan kredit korporasi non BUMN dengan rasio NPL 4,67% per Juni 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News