Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Setelah melewati tahun penuh perjuangan di 2015, industri pembiayaan punya harapan baru di tahun ini. Perolehan keuntungan industri pun diharapkan tak lagi menukik.
Sepanjang 2015 kemarin Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Efrinal Sinaga menyebut perolehan laba multifinance memang turun cukup tajam. "Penurunannya mencapai 12,71% dari laba tahun 2014," katanya, Senin (8/2).
Dalam beberapa tahun terakhir, perolehan laba di indsutri pembiayaan memang terus melanjutkan tren yang kurang menyenangkan. Sebelumnya di 2013, laba yang dikantongi industri tercatat sebesar Rp 14,5 triliun.
Angka ini susut setahun kemudian jadi hanya Rp 12,2 triliun. Sepanjang tahun kemarin, keuntungan multifinance kembali terpangkas menjadi Rp 10,6 triliun.
Lesunya pasar otomotif dan alat berat dalam beberapa waktu ke belakang tak dipungkiri menekan laju bisnis perusahaan pembiayaan. Ditambah biaya dana yang cukup tinggi membuat pemain menghadapi situasi tak mudah dalam penentuan rate bunga karena daya beli konsumen pun tertekan.
Nah di tahun ini, laba perusahaan pembiayaan diperkirakan bisa lebih baik. Seiring dengan prediksi membaiknya kondisi ekonomi makro yang berdampak pada peningkatan daya beli. Termasuk daya beli di sektor otomotif yang diharapkan mendorong laju penyaluran pembiayaan lebih cepat.
Ditambah lagi langkah perluasan bisnis pun terus dilakukan pelaku usaha. Seperti menyasar segmen multiguna yang banyak dibuka oleh perusahaan pembiayaan.
Selain itu, sejumlah pokja pun dibentuk Otoritas Jasa Keuangan untuk bisa diikuti oleh perusahaan pembiayaan. Di tahun ini regulator berencana membuat pojka pariwisata, pokja pembiayaan rumah sederhana, hingga pokja pembiayaan mikro mandiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News