Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Industri pembiayaan sepanjang tahun ini sedikit membaik. Multifinance bisa melewati masa sulit terbukti dari perolehan laba bersih yang dikantongi masih bisa tumbuh dua digit. Tren tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun ini.
Sampai Juli 2017, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba setelah pajak industri multifinance tercatat sebesar Rp 7,34 triliun. Jumlah ini meningkat 10,3% dari periode sama di tahun 2016 yang sebanyak Rp 6,65 triliun.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, pertumbuhan laba industri multifinance tersebut seiring dengan mulai membaiknya kondisi bisnis yang dijalankan. "Meski masih ada tantangan seperti soal daya beli tapi pembiayaan masih tumbuh," kata dia.
Hingga Juli 2017, angka outstanding pembiayaan mencapai Rp 406,5 triliun. Pembiayaan tersebut tumbuh 9,5% dibandingkan posisi Juli tahun 2016 lalu.
Alhasil, masih dalam periode yang sama, pendapatan industri pembiayaan pun meningkat sebesar 9,1%. Yakni dari Rp 51,6 triliun di Juli 2016 menjadi Rp 56,3 hingga Juli tahun ini. Sementara kenaikan beban tercatat lebih rendah yakni sebesar 8,7% menjadi Rp 46 triliun.
Kondisi ekonomi makro yang bergerak ke arah positif dinilai turut membantu. Sebab daya beli masyarakat ikut terdongkrak. Karena itu, Suwandi optimistis, laba bersih multifinance masih dalam tren tumbuh dua digit hingga akhir tahun ini.
Menurut Suwandi, ada beberapa faktor pendorong kinerja perusahaan pembiayaan. Seperti, perbaikan harga komoditas yang membantu mengangkat daya beli masyarakat. "Pasar mobil baru juga mulai meningkat," kata dia.
Segmen pasar baru yakni kredit multiguna juga menopang pembiayaan. Sepanjang tahun ini, pertumbuhan pembiayaan ditargetkan di atas 7%. Lebih baik dari tahun lalu yang hanya naik 6,6%.
Suwandi menilai perbaikan pertumbuhan ekonomi tercermin dari langkah bank sentral yang menurunkan suku bunga acuan. Imbasnya, biaya dana yang ditanggung alias cost of fund perusahaan pembiayaan terus melandai.
Hal ini nampak dari beban bunga dari perusahaan pembiayaan yang cenderung menurun. Ditambah lagi, secara alamiah pelaku usaha terus mencari sumber-sumber dana yang seefisien mungkin.
Tren ini akan membuat net interest margin dari perusahaan pembiayaan bisa lebih terjaga. "Saat ini rata-rata net interest margin dari industri masih berada di antara 5% sampai 6%," kata Suwandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News