Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Ramadan dan Idul Fitri memang bulan penuh berkah. Tak terkecuali bagi PT Pegadaian.
Perusahaan pembiayaan plat merah ini memprediksi, tingginya kebutuhan masyarakat pada momen itu akan mendongkrak bisnis gadai emas Pegadaian. Diperkirakan, minimal Rp 500 miliar akan mengalir untuk penyaluran baru pada Juni 2015.
Dwi Agus Pramudya, Direktur Pegadaian bilang, pihaknya telah menggelontorkan total pembiayaan Rp 30,9 triliun sampai Mei 2015. Angka penyaluran ini meningkat 13% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Per Juni 2015, prediksi kami menjadi Rp 31,4 triliun. Masih on track sesuai target tahun ini," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (24/6).
Total pembiayaan ini meningkat 14,18% ketimbang periode sama tahun lalu Rp 27,5 triliun. Dwi mengatakan, pencapaian ini disebabkan harga emas dalam rupiah relatif stabil. Sebetulnya, harga emas dunia landai dari rata-rata US$ 1.268 per ons troi ke
US$ 1.213 per ons troi.
Tapi, karena pelemahan rupiah, harga emas dalam rupiah menjadi stabil. Hal ini juga membantu outstanding loan Pegadaian tumbuh positif.
Padahal, kinerja Pegadaian di sepanjang tahun lalu sempat terseret pelemahan harga emas. Tidak hanya outstanding loan Pegadaian yang mandek, tapi juga penurunan pada pos pendapatan yang menekan perolehan laba. Pegadaian bahkan sampai merevisi target laba tahun lalu akibat iklim usaha yang kurang kondusif.
Andalkan gadai emas
Faktor lain yang menopang kinerja Pegadaian, kata Dwi, adalah tren naik pembiayaan menjelang hari raya Idul Fitri. Peningkatan outstanding loan biasanya terjadi selama awal Ramadan.
Kemudian, tren pembiayaan kembali turun saat Idul Fitri, lantaran banyak nasabah menebus barang gadainya, seiring dengan bonus tunjangan hari raya.
Menurut Dwi, secara keseluruhan, bisnis pembiayaan emas saat ini cukup baik. Omzet penjualan emas hingga Mei 2015 mencapai Rp 488 miliar atau naik 88%. "Hal ini karena upaya pemasaran dan sosialisasi yang cukup gencar, seperti penjualan emas dengan mencicil atau arisan emas," kata dia.
Tidak cuma bisnis gadai dan penjualan emas yang mengkilap, aktivitas usaha mikro fidusia milik Pegadaian juga tumbuh. Outstanding loan mikro berbasis fidusia tembus Rp 1,4 triliun dari posisi tahun lalu yang hanya sebesar Rp 730 miliar. Bahkan, outstanding Kreasi (kredit angsuran fidusia) mencapai Rp 870 miliar atau naik 80%.
Sekadar informasi, sebanyak 95% dari total pembiayaan yang disalurkan Pegadaian merupakan pembiayaan berbasis emas, baik gadai maupun penjualan secara mencicil. Sisanya merupakan pembiayaan non emas, seperti gadai kendaraan bermotor dan barang-barang lain.
Akhir tahun lalu, realisasi outstanding loan Pegadaian mencapai Rp 27,7 triliun. Tahun ini, Pegadaian membidik pencapaian outstanding loan hingga Rp 33 triliun atau berarti tumbuh 19%. Perusahaan gadai pelat merah ini menargetkan untung Rp 1,75 triliun pada akhir tahun nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News