Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pilihan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM makin luas baik dari perbankan maupun lembaga lainnya seperti fintech peer to peer lending. Kendati demikian, bankir optimistis, pamor kredit usaha rakyat (KUR) tetap unggul.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membenarkan akses pelaku UMKM ke fintech P2P lending memang lebih mudah. SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso menyebut ini bukan menjadi kendala dalam menyalurkan KUR lantaran bunga KUR jauh lebih murah dibandingkan fintech P2P lending.
“Sehingga lebih menarik bagi pelaku UMKM. Selain itu, biasanya limit kredit yang bisa diperoleh pelaku UMKM via fintech relatif lebih kecil dibandingkan dengan KUR,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (20/5).
Ini terbukti dari penyaluran KUR Bank Mandiri mencapai Rp 14,41 triliun kepada 133.310 debitur pada April 2022. Meningkat 10,03% year on year (yoy) jika dibandingkan April 2021 sebesar Rp 13,10 trilliun.
Baca Juga: BRI Telah Salurkan KUR Sebesar Rp 88,9 Triliun hingga April
Realisasi penyaluran KUR tersebut sudah mencapai 36,04% dari target tahun 2022. Ia menyatakan kredit berbunga rendah ini didominasi oleh Sektor Produksi dengan 58,67% atau sebesar Rp 8,45 triliun, sedangkan Sektor Non Produksi hanya 41,33% yaitu sebesar Rp 5,95 triliun.
“Hingga akhir tahun, prospek KUR cukup baik, didukung dengan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang merupakan nasabah/debitur di segmen wholesale Bank Mandiri baik yang bergerak di sektor produksi seperti pertanian, perikanan, dan industri pengolahan dalam hal ini sebagai off-taker dan memberikan rekomendasi penyaluran KUR atas mitra-mitranya (Value Chain). Selain itu, dilakukan optimalisasi Potensi Wilayah dan potensi sektor usaha yang berkembang di sekitar cabang/Unit Mikro,” paparnya.
Sedangkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melihat akses pelaku UMKM ke bank semakin mudah. General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank BNI, Sunarna Eka Nugraha menyebut sudah mendekati kemudahan pengajuan pembiayaan ke fintech untuk kategori pembiayaan dengan nominal yang serupa.
“Khusus untuk KUR BNI kami meyakini keberadaan Fintech P2P tidak menjadi kendala dalam penyaluran karena BNI dan Fintech P2P memiliki target konsumen yang berbeda sesuai dengan kebutuhan target konsumen masing-masing institusi,” jelasnya kepada Kontan.co.id Jumat (20/5).
Tecermin dari penyaluran KUR BNI meningkat 14% yoy mencapai Rp 11,3 triliun per April 2022. Atas pencapaian tersebut BNI telah mencapai 30% dari total alokasi yang dipercayakan di tahun ini.
Ia menyebut sektor perdagangan masih menjadi sektor paling dominan di tahun 2022. Namun sektor pertanian mengalami pertumbuhan penyaluran yang signifikan yang berkontribusi hingga 28% di April 2022.
Baca Juga: Hingga April, Bank Mandiri Salaurkan KUR Senilai Rp 14,41 Triliun
“Sampai dengan akhir tahun kami yakin permintaan akan KUR akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi kembali pulih di angka 5%, berkat kondisi tersebut BNI optimis dapat menyalurkan alokasi KUR sebesar Rp 38 Triliun di 2022,” katanya.
Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengoptimalkan penyaluran KUR dengan memperkuat ekosistem digital. Sehingga mampu mendorong efisiensi proses bisnis dengan realisasi penyaluran KUR mencapai Rp 88,99 triliun per April 2022.
Jumlah ini sekitar 34,32% dari total target penyaluran KUR tahun ini yang sebesar Rp 260 triliun. Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menyatakan target itu setara dengan 70% dari total alokasi KUR secara nasional.
Dari jumlah penyaluran KUR tersebut, jumlah nasabah penerima KUR BRI sudah mencapai 2,4 juta nasabah. Pada tahun ini, nasabah penerima KUR dari BRI ditargetkan mencapai 7,91 juta nasabah, meningkat dari 6,53 juta nasabah pada tahun lalu.
Rinciannya, nasabah tersebut berasal dari segmen usaha super mikro dengan jumlah Rp2,15 triliun terhadap 245.059 nasabah. Jumlah penyaluran KUR tersebut mencapai sekitar 10,73% dari total plafon di segmen super mikro yang dipatok Rp20 triliun pada 2022.
Kemudian untuk segmen mikro, KUR yang tersalurkan hingga April 2022 mencapai Rp 75,10 triliun untuk 2.098.581 nasabah. Pencapaian penyaluran tersebut mencapai sekitar 35,76% dari total plafon di segmen mikro yang sebesar Rp 210 triliun.
Di segmen usaha kecil, penyaluran KUR hingga April 2022 sudah mencapai Rp11,75 triliun untuk 42.926 nasabah. Realisasi penyaluran KUR tersebut sekitar 39,15% dari total plafon di segmen usaha kecil yang mencapai Rp30 triliun tahun ini.
“Dengan positifnya penyerapan KUR oleh pelaku usaha, kami melihat kondisi ekonomi kembali bergeliat di tataran pelaku UMKM. Hal itu pun dibarengi dengan tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang cukup terjaga, dimana dari total penyaluran KUR tersebut NPL terjaga di angka 1,33%,” jelas Catur.
Ke depan, BRI akan terus memperkuat penyaluran KUR di sektor produktif seperti sektor perdagangan yang memiliki value chain yang sangat panjang dan sektor pertanian yang tangguh selama masa pandemi.
“Diharapkan momentum pertumbuhan ekonomi pada 2022 bisa semakin bergeliat dan pulih hingga di tataran bawah,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News