kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Masih di Zona Positif, Imbal Hasil Unitlink Alami Penurunan pada Akhir 2021


Selasa, 11 Januari 2022 / 17:33 WIB
Meski Masih di Zona Positif, Imbal Hasil Unitlink Alami Penurunan pada Akhir 2021
ILUSTRASI. Nasabah mengamati kinerja produk unitlink salah satu asuransi jiwa?di Jakarta, Senin (30/11). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir tahun 2021, imbal hasil unitlink berhasil ditutup di zona positif. Meski demikian, imbal hasil tersebut justru mengalami koreksi dari bulan sebelumnya dengan kinerja unitlink pendapatan tetap masih menjadi juara.

Infovesta mencatat per Desember 2021, imbal hasil unitlink pendapatan tetap memberikan imbal hasil mencapai 1,45% ytd. Di bulan sebelumnya, imbal hasil yang diberikan bisa mencapai 1,90% ytd.

Selanjutnya, unitlink saham dan campuran juga mengalami koreksi di periode ini yang masing-masing imbal hasilnya mencapai 0,97% ytd dan 0,69% ytd. Sebagai perbandingan, di periode sebelumnya imbal hasil dari unitlink saham dan campuran masing-masing adalah 1,62% ytd dan 1,16% ytd.

Adapun, Analis Senior dan Konsultan PT Infovesta Kapital Advisori Praska Putrantyo bilang bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja unitlink hingga akhir tahun kemarin tak banyak berubah dari bulan-bulan sebelumnya. Menurutnya, rencana bank sentral AS menaikkan suku bunga dan tapering masih menghantui kinerja unitlink.

Baca Juga: Great Eastern Life Luncurkan Produk Asuransi Syariah i-Great Heritage Assurance

Sementara itu, Praska juga mengkhawatirkan meningkatnya kasus yang ditimbulkan varian baru Omicron juga bisa mempengaruhi imbal hasil unitlink. Ia melihat ketidakpastian akan muncul lagi seiring bertambahnya kasus tersebut. “Pasar jadinya tidak sekencang bulan-bulan sebelumnya karena memang momentumnya sudah di price in,” ujar Praska.

Meskipun ada kekhawatiran tersebut, Praska optimis kondisinya tidak akan separah saat awal-awal pandemi. Sehingga, ia memang melihat masih ada potensi penurunan imbal hasil namun terbatas sehingga tidak di area negatif.

Selain itu, Praska juga menyebutkan jikalau ingin masuk ke produk unitlink, ia merekomendasikan unitlink saham. Menurutnya, pasar saham masih memiliki momentum pertumbuhan di tahun ini mengikuti pemulihan ekonomi yang sedang terjadi. “Kalau obligasi itu saya melihat tidak begitu prospektif tahun ini,” imbuh Praska.

Dari sisi pemain sendiri, Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan menyebutkan bahwa saat ini produk yang paling banyak diminati adalah unitlink saham. Meskipun, hampir semua unitlink BNI Life baik saham, pendapatan tetap, atau campuran masih berada di atas benchmark.

Seperti contoh, produk Dana Mantap yang merupakan unitlink pendapatan tetap masih bisa memberikan imbal hasil sebesar 10,70%. Lainnya, B-Life Link Dana Aktif yang berbasis saham memiliki imbal hasil 5,65%.

Baca Juga: Jasindo Optimistis 2022 Asuransi Properti Meningkat

Sekadar informasi, pencapaian premi unit link BNI Life per Desember 2021 sebesar Rp 1,7 triliun dan masih mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Tahun ini, BNI Life pun menargetkan pendapatan premi unit link tahun 2022 bisa mencapai Rp 2,2 triliun.

“Tantangan yang perlu di antisipasi di tahun ini salah satunya adalah ketidakpastian kondisi pandemi yang belum juga usai dan sentimen negatif di tengah masyarakat terkait produk unitlink,” ujar Eben.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×