kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Minat masyarakat bergeser, kontribusi premi produk asuransi jiwa tradisional turun


Senin, 08 Juli 2019 / 16:10 WIB
Minat masyarakat bergeser, kontribusi premi produk asuransi jiwa tradisional turun


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kontribusi premi dari produk asuransi tradisional mengalami penurunan sejak beberapa tahun ke belakang. Kondisi tersebut mengakibatkan premi produk asuransi jiwa tradisional tumbuh lebih rendah dari unitlink.

Sampai dengan Kuartal I 2019, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat premi industri asuransi jiwa mencapai Rp 46,40 triliun. Dari jumlah itu porsi unitlink 63%, sedangkan 37% dari tradisional. Padahal tahun sebelumnya, porsi tradisional masih 43%, sementara 57% adalah unitlink.

Meski menurun, AAJI melihat produk asuransi tradisional tetap diminati masyakat, di mana perolehan preminya masih di angka 40% dari total premi asuransi jiwa. Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu juga tidak menafikkan bahwa masyarakat saat ini lebih tertarik dengan produk asuransi jangka panjang yang tidak hanya memberikan proteksi tapi juga investasi, seperti produk unitlink.

“Mereka inginkan lebih ke investasi tetapi ada juga manfaat proteksinya, seperti yang ada pada unitlink. Tapi kedua-keduanya merupakan produk bagus dan tergantung kebutuhan masyarakat, mau beli yang mana,” kata Togar kepada Kontan.co.id, Senin (8/7).

Menurut Togar, kedua produk itu tidak ada yang lebih unggul. Itu semua kembali pada pemahaman dan kebutuhan masyarakat terhadap produk asuransi. Meski saat ini porsi unitlink lebih besar tetapi tetap ada kemungkinan situasi akan terbalik.

Dalam hal ini, posisi pemain asuransi menurut Togar, diumpamakan seperti warung. Mereka hanya perlu menyediakan beragam produk asuransi yang siap dijualbelikan ke konsumen, baik itu asuransi tradisional maupun unitlink.

Pertumbuhan asuransi tradisional mulai melambat sejak tahun 2014. AAJI mencatatkan bahwa sepanjang tahun 2014-2018 realisasi premi asuransi ini hanya tumbuh 8,7%, sedangkan premi unitlink naik hingga 13,5%.

Hal ini kembali diperkuat dari data asosiasi tahun 2017 dan 2018. Seperti diketahui, premi tradisional tahun lalu mengambil porsi 40,7% dari total premi Rp 185,87 triliun. Angka ini menurun dari tahun 2017 yang mana porsi premi produk tradisional mencapai 47,8% dari total premi Rp 193,33 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×