Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Johana K.
JAKARTA Untuk kedua kalinya, Asuransi Syariah Mubarakah siap meraup surplus dari penyelenggaraan asuransi haji. Direktur Mubarakah Parmin S. Wiyono memastikan, surplus yang diperoleh perusahaannya pada pelaksanaan asuransi haji di tahun 2009 akan lebih tinggi daripada perolehan surplus pada musim haji tahun 2008.
Maklum, jumlah jamaah haji yang meninggal dunia di Tanah Suci pada musim haji 2009 tidak sebanyak di tahun 2008 yang mencapai 460 orang. "Menurut laporan yang kami terima, jumlah jamaah yang meninggal dunia hanya sekitar 320 orang. Saat ini tinggal 18 jamaah haji yang masih berada di Arab Saudi," jelasnya Rabu (13/1).
Parmin menambahkan, hingga Rabu kemarin perusahaannya sudah menerima pengajuan klaim dari ahli waris jamaah haji yang meninggal dunia sebanyak 85 klaim. "Yang sudah kami realisasikan pembayarannya sekitar 60 klaim dengan nilai Rp 1,92 miliar," ujarnya.
Sayang, Parmin enggan menyebut berapa surplus yang akan diterima Mubarakah dari penyelenggaran haji tahun 2009. Dia hanya mengestimasi jumlahnya naik dari 2008.
Memang, uang pertanggungan asuransi yang diterima setiap jamaah naik dari Rp 28 juta pada 2008 menjadi Rp 32 juta di musim 2009. Namun karena jumlah jamaah haji yang meninggal hanya 350 orang, Mubarakah akan untung.
Hitungannya begini. Jika pada musim haji tahun 2009 diasumsikan jumlah jamaah yang meninggal 350 orang, maka dengan uang pertanggungan Rp 32 juta per jamaah, maka total klaim yang ditanggung Mubarakah hanya Rp 11,2 miliar. Dengan pendapatan premi sebesar Rp 20,7 miliar, Mubarakah surplus sebesar Rp 9,5 miliar.
Parmin bilang, ada beberapa faktor yang mendukung kesuksesan penyelenggaraan haji tahun lalu. Pertama, tes kesehatan calon jamaah haji yang semakin ketat. Kedua, kondisi cuaca yang mendukung karena tidak ada perbedaan iklim yang mencolok antara Indonesia dengan Arab Saudi, dan sempat turun hujan sehingga tidak banyak debu. Ketiga, petugas yang mendampingi rombongan juga menangani jamaah dengan cekatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News