Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perbankan asing makin populer di mata pelaku industri multifinance. Buktinya, per Mei 2014, jumlah pinjaman perusahaan pembiayaan kepada bank asing meningkat 32,61% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), nilai pendanaan yang diterima oleh multifinance dari perbankan di luar negeri mencapai Rp 92,48 triliun dalam lima bulan pertama tahun ini. Bandingkan dengan nilai pendanaan pada periode sama 2013 yang masih sebesar Rp 69,74 triliun.
Komparasikan pula dengan kenaikan pinjaman bank lokal oleh perusahaan pembiayaan yang hanya sebesar 8,19%. Per akhir Mei 2014, jumlah pinjaman multifinance dari bank lokal mencapai Rp 133,49 triliun atau lebih tinggi dari bulan Mei 2013 yang sebesar Rp 123,38 triliun.
Direktur Keuangan Adira Finance, I Made Dewa Susila, menyebutkan, perusahaan multifinance lebih memilih bank asing karena tingkat bunga atau rate swap ke mata uang rupiah cukup bagus. "Pada awal tahun swap-nya kompetitif dan rate-nya juga bagus," imbuhnya.
Di sisi lain, kata Susila, pendanaan dari bank di dalam negeri malah semakin mahal. Apalagi, dengan adanya tren kenaikan suku bunga di dalam negeri sehingga beban multifinance bertambah. Padahal, bunga pembiayaan yang ditawarkan multifinance sulit naik karena persaingan yang semakin ketat.
Adira Finance adalah salah satu multifinance yang berutang ke bank asing. Nilainya sebesar US$ 300 juta dengan tenor selama tiga tahun. Duit yang diperoleh bulan April lalu itu dari perbankan asal Jepang, India dan Taiwan.
Sementara itu, Radana Finance akan meminjam dana dari perbankan luar negeri pada semester kedua nanti. Tahun ini, Radana Finance membutuhkan dana Rp 1,8 triliun. "Sepertinya porsi sindikasi perbankan luar negeri lebih besar ketimbang medium term notes (MTN)," kata Evy Indahwati, Presiden Direktur PT Radana Bhaskara Finance.
Sampai Juni lalu, Radana Finance meraih pinjaman dari beberapa bank lokal seperti CIMB Niaga sebesar Rp 150 miliar dan BNI Syariah Rp 100 miliar. Lalu, Radana Finance mendapatkan pinjaman dari Bank of China cabang Jakarta sebesar Rp 60 miliar.
Sedangkan Astra Sedaya Finance mengaku tak hanya mengandalkan pinjaman luar negeri. Jodjana Jody, Presiden Direktur Astra Sedaya, menyatakan, pihaknya mempertimbangkan berbagai opsi sumber pendanaan seperti obligasi dan utang luar negeri.
Pada April lalu, total pinjaman Astra Sedaya sebesar US$ 670 juta. Pinjaman tersebut berasal dari 30 bank, termasuk dari luar negeri, yakni Taiwan dan Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News