kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Multifinance mengincar utang offshore


Selasa, 30 Mei 2017 / 09:01 WIB
Multifinance mengincar utang offshore


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan mengintip peluang meraih pinjaman luar negeri. Multifinance menilai meningkatnya rating surat utang Indonesia ke level investment grade oleh S&P bisa menekan biaya bunga.

Direktur PT Buana Finance Antony Muljanto mengatakan, kenaikan peringkat obligasi membuat kreditur asing kian yakin. Efeknya kreditur asing menurunkan faktor risiko ke perusahaan lokal, termasuk ke multifinance.

Ditambah jumlah kreditur yang berminat memberikan pinjaman makin banyak. Sehingga bunga pinjaman akan lebih rendah. "Jadi secara umum opsi pinjaman offshore lebih menarik," kata Antony. Ia bilang, opsi mencari pinjaman dari luar negeri dipakai di tahun ini. Selain itu, Buana Finance akan mencari pinjaman bank domestik dan obligasi.

Namun porsi masing-masing sumber pendanaan ini masih dikalkulasi. Buana Finance juga akan menerbitkan obligasi di semester II-2017. Antony memperkirakan jumlah dana dibutuhkan mencapai Rp 4 triliun.

PT Astra Sedaya Finance (ASF) juga akan mencari dana dari investor di Taiwan. Direktur ASF Samuel Manasseh menyebut, pihaknya sudah melakukan roadshow dan menargetkan pinjaman senilai US$ 300 juta.

ASF memang rutin mencari pinjaman dari luar negeri. Rata-rata porsi pinjaman dari luar negeri separuh dari total kebutuhan pendanaan. Biaya currency swap yang cenderung menurun menjadi daya tarik sendiri. "Sehingga biaya pinjaman menjadi lebih ringan," kata Samuel.

Tahun lalu currency swap mahal. Maka itu, ASF fokus mencari dana di domestik. Porsi pendanaan dalam negeri di 2016 sebesar 55%. Tahun ini, porsi pendanaan dari dalam dan luar negeri akan seimbang. Kebutuhan dana ASF di tahun ini sebesar Rp 17 triliun-Rp 20 triliun. "Untuk pendanaan dalam negeri kami masih mengandalkan penerbitan obligasi," ujar dia.

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk pun akan memanfaatkan penurunan biaya swap dengan mencari pinjaman di luar negeri. Apalagi, menurut Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila, saat ini porsi pendanaan dari luar negeri dari total outstanding pinjaman lebih rendah dari biasanya.

Dari total pendanaan Adira Finance, sebesar 60% diantaranya dari luar joint financing dengan Bank Danamon. Nah, dari jumlah itu, 30% diantaranya dari pinjaman luar negeri. "Saat ini baru 19%," kata Made. Adira masih akan memprioritaskan sumber dana paling efisien terutama dari beban bunga yang ringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×