Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Bank Panin Tbk menyebut rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perseroan pada semester pertama tahun ini lebih baik dibandingkan semester sebelumnya. Pada semester pertama ini, nilai NPL Bank Panin masih dibawah 2%.
Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo mengatakan, NPL bisa dijaga karena pada semester pertama tahun ini perseroan tidak terlalu agresif menyalurkan kredit. Fokus penyaluran kredit pada semester pertama adalah sektor konsumer dan komersial. “Jadi kami sangat selektif dan tidak agresif membabi buta terkait dengan penyaluran kredit,” ujar Herwidayatmo ketika ditemui dalam acara Halal Bihalal OJK, Senin, (27/07).
Sebagai gambaran, berdasarkan laporan keuangan perseroan terakhir pada Mei 2015, tercatat penyaluran kredit perseroan masih mengalami kenaikan sebesar 9,25% menjadi Rp 114.14 triliun. Sedangkan NPL Gross dan Nett Bank Panin sebesar 1,66% dan 1,42%.
Menurut Herwidayatmo, penyaluran kredit pada semester pertama juga membaik sehingga margin laba perseroan juga meningkat. Namun laba bersih perseroan Mei 2015 masih mengalami penurunan sebesar 5,7% menjadi Rp 861 miliar.
Penurunan laba bersih ini salah satunya disebabkan karena pendapatan non bunga yang mengalami penurunan 22,21% menjadi Rp 522 miliar. Selain itu, beban non bunga bersih juga mengalami kenaikan sebesar 42,31% menjadi Rp 1,3 triliun.
Selain penyaluran kredit, perolehan dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan. Namun proporsi deposito tidak akan berubah. “Sehingga cost of fund juga relatif tetap,” ujar Herwidayatmo.
Berdasarkan laporan keuangan Mei 2015, jumlah DPK Bank Panin sebesar Rp 117,1 triliun. Porsi deposito masih mayoritas yaitu mencapai 62% dari total DPK, yaitu mencapai Rp 73,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News