kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

NPL masih akan tumbuh hingga akhir tahun


Jumat, 17 Juni 2016 / 06:10 WIB
 NPL masih akan tumbuh hingga akhir tahun


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pusing kepala bankir nampaknya belum akan berakhir. Pasalnya, perbankan diprediksi masih dihantui kenaikan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) hingga akhir tahun. Ini lantaran dampak penurunan pertumbuhan ekonomi.

Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan Bank Mandiri Siddiq A. Badruddin bilang, jika ekonomi masih lesu semester II, risiko kenaikan NPL tetap ada sampai akhir tahun.

“Apabila pertumbuhan kredit tak tinggi, maka NPL akan di atas 3%,” tandas Siddiq, Rabu (15/6).

Pengamatan Mandiri, debiturnya mulai mengalami perlambatan bisnis sejak tahun 2015. Di tahun 2015, debitur yang ada di kolektibilitas 1 masuk ke kolektibilitas 2. Dan pada tahun ini, debitur kolektibitas 2 itu sudah bergeser lagi ke kolektibilitas 3.

Bank Mandiri berupaya memperbaiki kualitas aset lewat restrukturisasi kredit. Contoh, bagi debitur yang terkena perlambatan arus kas karena pendapatan turun, Mandiri akan beri perpanjangan tenor pinjaman.

Bank berlogo pita emas ini juga akan selektif menyalurkan kredit, terutama ke sektor yang sangat berisiko seperti tambang, migas dan komoditas. Per Maret 2016, Mandiri mencatat rasio NPL gross 2,89% dan NPL net 0,85%.

Meski begitu, Direktur Bisnis Banking I BNI, Herry Sidharta mengatakan, BNI tetap ekspansi ke sektor menjanjikan, dan berupaya memperbaiki debitur yang kesusahan. BNI memberikan relaksasi, berupa kemudahan pembayaran dan perpanjangan pembayaran angsuran pokok. BNI pun dapat memberikan tambahan modal.

“Kami akan menjaga rasio NPL pada level 2,5%–3%,” tutur Herry.

Di sisi lain, Direktur Grup Risiko Perbankan dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto menegaskan, suku bunga kredit yang sudah turun, tak efektif menarik minat debitur karena demand konsumen turun.

Akibatnya, NPL bank masih akan naik, setidaknya hingga September 2016. Setelah September, rasio NPL bank cenderung tetap atau bisa naik sedikit dengan asumsi pertumbuhan ekonomi berjalan baik. “Prediksi rasio NPL gross akhir tahun ada di level 3%,” ucap Doddy.

Lantas bagaimana dengan laba bank? Kata Doddy, tahun ini laba bank tipis karena volume kredit turun dan kenaikan NPL. Proyeksi net interest margin (NIM) kini ada di kisaran 5%-6%.

Dari data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per April 2016 rasio NPL mencapai 2,92% senilai Rp 117,29 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×