Reporter: Roy Franedya , Irma Yani | Editor: Johana K.
JAKARTA. Walau masih berusia kurang dari satu tahun, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank OCBC NISP sudah siap bersaing dengan UUS dan Bank Syariah yang berada di Indonesia. Bank milik investor Singapura ini, sudah menyiapkan tiga tahapan untuk mencapai hal tersebut. UUS OCBC NISP akan fokus pada penyaluran kredit sektor konsumer.
Pertama, fokus pada pengembangan infrastruktur sehingga bisa mencatat keuntungan dengan tidak merugi. "Secara umum, kami sudah memperoleh keuntungan setiap bulan," ujar Fajar Adiwidodo, Head Syariah Business Unit OCBC NISP, Selasa (20/4) tanpa mau menyebutkan berapa laba yang telah diraih UUS Syariah NISP.
Yang pasti, tahun ini UUS NISP menargetkan perolehan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 180 miliar. Dengan total pembiayaan Rp 70 miliar.
Untuk mencapai target tersebut UUS NISP berniat meluncurkan lima produk lagi tahun ini. Tiga produk untuk mendukung pembiayaan dan dua produk untuk mendukung penarikan DPK. Hingga Maret 2010, UUS NISP mencapai Rp 30 miliar.
Tahun lalu NISP berhasil mengumpulkan DPK sebesar Rp 15 miliar. "Kami baru grand launching akhir tahun lalu, makanya tidak besar," tambahnya. Diharapkan tahun ini total aset bisa mencapai Rp 300 miliar.
Kedua, UUS NISP akan mengembangkan jaringan kantor. Dalam waktu dekat UUS NISP akan mendirikan kantor cabang di Surabaya dan Bandung. Selain itu, USS NISP akan menambah office channeling di cabang konvensional NISP.
Saat ini ada 300 cabang konvensional NISP. "Untuk tahun ini, unit syariah OCBC NISP akan bertambah 30 office channel dari sekarang yang sudah ada sekitar 51 office,"paparnya.
Ketiga, UUS NISP akan melakukan pemisahan (spin off)."Tapi ini kalau kita sudah siap," tambah Fajar.
Direktur utama Karim Business Consulting Adiwarman Karim mengungkapkan pasar syariah saat ini masih sangat besar terutama disektor mikro seperti gadai emas syariah dan leasing sayriah dan layanan proirity banking."Bank syariah belum menggarap sektor ini dengan serius," ujarnya.
Adiwarman bilang kedepan perbankan syariah masihgan pesat tetapi harus diikuti dengan konsistensi regulasi dari pemerintah." Tahun ini aset perbankan syariah bisa tumbuh 50% menjadi Rp 101,1 triliun," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News