Reporter: Mona Tobing | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Kondisi pasar modal yang cenderung melemah, mendorong pengurus dana pensiun (dapen) memperbanyak dana investasi di deposito. Mereka tidak ingin mengulang kasus tahun lalu, hasil investasi malah merugikan, karena pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambat, hanya sekitar 3% dalam setahun.
Seperti di Dapen Chevron Pasific Indonesia (CPI), memilih memaksimalkan hasil dari investasi di term deposit. Memang, investasi di produk ini juga hanya memberikan keuntungan tipis, soalnya suku bunga acuan lebih rendah dari tahun lalu, hanya 5,75% per bulan lalu.
Namun, Nelson Pardede, Direktur Keuangan Dapen CPI mengaku, hanya menargetkan perolehan return of investment (ROI) sekitar 7% pada tahun ini, dengan mengandalkan deposito. "Tahun lalu, hasil investasi sempat minus Rp 200 miliar karena lebih banyak menyimpan dana di pasar modal," kata Nelson, pekan lalu.
Saat ini komposisi porsi investasi Dapen Chevron Indonesia 50% adalah deposito, saham 20% lalu, reksadana 5-15%. Tahun lalu komposisi investasi di deposito hanya 40% dan saham sebesar 15%. Sepanjang kuartal 1 tahun ini, Dapen CPI memperoleh hasil investasi sebesar Rp 271 miliar, tumbuh 3% dibandingkan perolehan akhir tahun 2011.
Taufiqurrahman, Kepala Divisi Keuangan Dapen Bank Mandiri mengemukakan, lebih memilih memperbanyak penempatan dana investasi di deposito karena lebih aman.
Sama seperti Dapen CPI, Dapen Bank Mandiri juga menempatkan investasi di deposito hingga 50%. "Risiko di deposito lebih kecil, selain itu juga mudah ditarik dan dipindahkan ke portofolio investasi lainnya," katanya..
Taufiqurrahman bilang, target aset perusahaan tahun ini Rp 3,7 triliun. Manajemen yakin, target tersebut bakal tercapai karena bertambahnya peserta program pensiun serta dari hasil investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News