kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca GPN, Mastercard masih berkomitmen jalankan bisnis di Indonesia


Senin, 27 Agustus 2018 / 18:00 WIB
Pasca GPN, Mastercard masih berkomitmen jalankan bisnis di Indonesia
Direktur Mastercard Indonesia Tommy Singgih


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca peluncuran program gerbang pembayaran nasional (GPN), Mastercard Indonesia masih berkomitmen untuk hadir di Indonesia.

"Mastercard sudah ada di Indonesia sejak 1990, potensi penggunaan elektronik masih sangat besar. Kami akan ikuti kebijakan regulasi. Bahkan bila kami diberi kesempatan lebih dengan senang hati akan kami ikuti," ujar Director Mastercard Indonesia Tommy Singgih, Senin (27/8) di Jakarta.

Tommy menyatakan saat ini Mastercard terus merancang dukungan yang dapat diberikan kepada sistem pembayaran ini, apalagi Mastercard memiliki bisnis secara global. 

Yang pasti, Tommy menekankan akan mengikuti peraturan dari regulator. Namun sayangnya, Tommy masih enggan merinci pendapatan Mastercard dari bisnis switching di Indonesia.

Ke depannya, Tommy bilang dengan GPN maka Mastercard akan melihat peluang apa saja yang bisa diikuti. Apalagi regulator telah menyatakan perusahaan switching asing memiliki kesempatan untuk ikut berperan dalam GPN.

"Banyak hal yang bisa dilakukan dengan switching lokal. Secara teknis Mastercard bisa ambil bagian di GPN, namun kami melihat arahan dari regulator. Tentunya kami bisa jalin kerjasama ke arah sana," ujar Tommy.

Tommy juga belum membeberkan siapa saja perusahaan switching lokal yang telah diajak bekerjasama. 

Selain itu, Mastercard juga sudah mengenalkan aspek turis guna mempertahankan bisnisnya di Indonesia melalui Global Muslim Travel Index (GMTI) dimana indeks Indonesia terus naik.

Melalui kegiatan ini, Tommy menyatakan Indonesia bisa mengetahui berbagai kebiasaan turis asing di Indonesia seperti jumlah dana yang dihabiskan. Sehingga penting menyiapkan infrastruktur sistem pembayaran.

Oleh sebab itu, Tommy menyatakan Mastercard akan mengeluarkan teknologi terbaru QR Code. Tommy berharap bank sentral segera mengeluarkan standar pembayaran QR Code. Ia yakin melalui QR Code sistem pembayaran lebih murah bila dibandingkan harus membeli mesin EDC seharga US$ 200-US$ 300 per mesin.

BI terus mendorong bank aktif mendistribusikan kartu pembayaran berlogo nasional. Sampai akhir 2018, BI menargetkan perbankan mampu menyelesaikan 30% dari total komitmen penerbitan kartu pembayaran yang memenuhi standard National Standard Indonesian Chip Card Specification (NSICCS).

BI mencatat, sampai dengan Juni 2018 sudah ada 937.000 kartu berlogo GPN yang dicetak, serta 497.000 kartu berlogo GPN yang telah didistribusikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×