Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kelompok bank syariah mencatat pertumbuhan tinggi untuk mengejar aset. Misalnya, Unit Usaha Syariah Bank CIMB Niaga mencatat pertumbuhan sebesar 40% pada pembiayaan maupun dana pihak ketiga (DPK). Sehingga aset juga naik sebesar 40% pada kinerja tahun 2016.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga, Pandji P. Djajanegara mengatakan, pembiayaan tumbuh 40,2% menjadi Rp 10,21 triliun per Desember 2016 dibandingkan posisi Rp 7,28 triliun per akhir tahun 2015. Pertumbuhan pembiayaan ini terjadi pada seluruh segmen bisnis di unit bisnis CIMB Niaga Syariah.
Dari pertumbuhan pembiayaan tersebut, CIMB Niaga Syariah mencatat hasil yang positif dengan penurunan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) menjadi 1,15% per Desember 2016 dari porsisi NPF 1,86% per akhir Desember 2015. Pencapaian ini sejalan dengan prinsip kehati-hatian yang diterapkan sambil terus meningkatkan portofolio pembiayaan.
Di tahun 2017, UUS milik Bank CIMB Niaga ini akan memacu pembiayaan di segmen business banking, yang terdiri dari corporate banking, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta commercial banking. “Share book business banking syariah tahun ini ditargetkan sebesar 10% terhadap total kredit CIMB Niaga,” tambahnya.
Sedangkan, DPK tercatat tumbuh 40,2% menjadi Rp 10,63 triliun per akhir Desember 2016 dibandingkan posisi DPK senilai Rp 7,58 triliun per akhir Desember 2015. Produk Tabungan Haji, yang terdiri dari Tabungan Rencana Haji dan Tabungan Pahala Haji, serta Tabungan iB Mapan Wakaf turut menjadi pendorong pencapaian pendanaan di CIMB Niaga Syariah.
Adapun, CIMB Niaga Syariah mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 40,34% menjadi Rp 12,78 triliun di akhri tahun 2016 dibandingkan posisi Rp 9,11 triliun di akhir tahun 2015. Kenaikan ini turut meningkatkan pangsa aset CIMB Niaga Syariah terhadap total bank umum konvensional yang memiliki unit usaha syariah (UUS), yaitu mencapai 5,45% per 31 Desember 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News