kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Pendapatan Bunga Bank Masih Tinggi


Jumat, 21 Agustus 2009 / 08:55 WIB
Pendapatan Bunga Bank Masih Tinggi


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pendapatan perbankan terus melonjak. Mengutip Statistik Perbankan Indonesia, pendapatan operasional bank-bank di tanah air selama semester pertama tahun ini sebesar Rp 153,47 triliun. Ini lebih tinggi 27,77% dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 120,11 triliun.

Pendapatan bunga masih merupakan komponen terbesar pendapatan operasional bank. Nilai pendapatan bunga di semester I-2009 mencapai Rp 118,92 triliun, atau setara dengan 77% dari total pendapatan operasional bank.

Jika dibandingkan dengan pendapatan bunga di semester I tahun lalu yang sebesar Rp 99,68 triliun, pendapatan bunga semester I 2009 lebih tinggi 83,8%.

Pendapatan bunga bank masih melambung tinggi karena para bankir masih mengerek tinggi bunga kredit. "Wajar saja, pada semester satu itu, likuiditas sedang seret. Perbankan pun berlomba-lomba bertahan hidup dengan menawarkan bunga simpanan yang sangat tinggi," ujar Direktur Bisnis PT Bank UOB Buana Tbk Safrullah Hadi Saleh.

Di UOB Buana, rata-rata bunga kredit kini 13%, sedangkan bunga deposito berkisar 6% hingga 8%. Direktur Ritel dan Konsumer PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib juga berpendapat sama. "Selisih bunga kredit dan bunga simpanan atau net interest margin (NIM) terjaga di tingkat menguntungkan," ujarnya.

Ini bisa terjadi karena bankir terlebih dahulu memangkas bunga simpanan, begitu bunga acuan turun. Sementara penurunan bunga kredit berjalan lambat. "Apalagi penyaluran kredit pada Juni sudah meningkat," ujar Kostaman. Berarti, pemasukan yang diraup dari pendapatan bunga bank akan semakin besar.

SPI per Juni juga memperlihatkan, margin bunga bank tetap tinggi. Selama Juni, rata-rata NIM perbankan sebesar 5,5%, naik tipis dari rata-rata NIM bulan Mei, yaitu 5,54%.

Jika diukur selama enam bulan pertama tahun ini, maka rata-rata NIM sebesar 5,5%. Angka rata-rata NIM terendah di paruh pertama tahun ini adalah 5,36% yang terjadi di bulan April.

Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengungkapkan, sebuah bank bisa menjaga NIM jika pertumbuhan simpanan dan pertumbuhan kredit di bank tersebut seimbang.

Selama semester I, pendapatan bunga bersih OCBC NISP mumbul 26,6% dari Rp 654,6 miliar menjadi Rp 829 miliar. Pendapatan bunga mencapai 77% dari total pendapatan. Saat ini NIM OCBC NISP sebesar 5,5%. "Kami akan menjaga NIM kami berkisar 5%-5,5% sepanjang 2009," kata Parwati.

Direktur Utama PT Bank BNI Tbk Gatot M. Suwondo mengatakan, perbankan tidak berniat menahan level bunga kredit tinggi agar NIM tetap lebar. Buktinya, "Penurunan bunga kredit di BNI lebih cepat dibandingkan dengan penurunan bunga simpanan deposito," katanya.

Manajemen BNI tetap menjaga agar NIM tidak merosot. Rata-rata NIM BNI di semester I 2009 adalah 6,1%. "BNI menargetkan, rata-rata NIM tahun ini minimal 5,5%," kata Gatot.

Ia mengatakan, perbankan Indonesia perlu menjaga NIM karena pendapatan nonbunga belum menutup biaya operasional. "Fee based income baru menutup 20%-30% biaya operasional," ujarnya.

Adapun PT Bank Mandiri Tbk membukukan NIM 5,5% pada semester I lalu. "Tahun ini, kami sudah menurunkan bunga kredit tiga kali," kata Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×