Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama masa pandemi Covid-19, banyak masyarakat panik yang kemudian sesegera mungkin menyelamatkan investasinya di sejumlah sektor keuangan, salah satunya di produk asuransi dengan manfaat investasi yakni unit link. Pasar investasi yang sedang merosot akibat isu wabah tersebut pun akhirnya berdampak terhadap nilai investasi mereka di unit link yang juga ikut terjun bebas.
Penasihat keuangan Mada Aryanugraha melihat, kondisi ini karena masyarakat kurang memahami ketika memilih produk unit link menjadi investasinya untuk masa depan.
Menurut Mada, ketika nasabah unit link mengambil dana investasi yang sudah terbentuk di dalam asuransi, maka usia asuransinya menjadi pendek. Bahkan di tahun-tahun tertentu nilai investasinya bisa menjadi nol.
"Ini makanya pilihan berasuransi. Banyak orang merasa kena tipu membeli asuransi dan ini yang membuat citra produk asuransi jelek di masyarakat karena tidak tepatnya informasi yang diberikan penjual asuransi," ujar Mada dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Kamis (4/6).
Padahal, dia melanjutkan, yang perlu dipahami adalah unit link merupakan jenis asuransi dengan manfaat investasi yang memiliki masa perlindungan sangat panjang dan bukan untuk tujuan konsumtif.
“Investasi di unit link tidak bisa dipastikan. Karena investasinya ditempatkan di reksadana, nilainya pun sangat dipengaruhi oleh fluktuasi investasi di pasar. Karena itu perlu ditegaskan bahwa investasi dalam unit link bukan untuk dikonsumsi karena tujuan utamanya mempertahankan pertanggungan asuransi kita hingga 99 tahun," jelas Mada.
Karena cakupan pertanggungan asuransi yang sangat panjang hingga 99 tahun itulah, menurut dia, produk unit link menjadi cocok untuk masyarakat dengan kebutuhan tertentu yang dapat melihat produk ini menjadi investasi jangka panjang. Sedangkan bagi masyarakat dengan keterbatasan pendapatan, unit link menjadi produk asuransi yang mahal.
"Ketika nasabah membayar premi karena hasil investasi sangat rendah, sementara biaya asuransi terus diterapkan, dana yang tersedia di hasil investasi pun menjadi minus dan nasabah akan diminta untuk membayar premi lagi. Karena itu unit link itu menjadi investasi jangka panjang, tidak bisa diambil dalam jangka pendek," katanya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Togar Pasaribu juga menjelaskan unit link menjadi salah satu alternatif produk asuransi yang menarik bagi masyarakat. Selain memberikan perlindungan terhadap risiko jiwa, menurutnya, unit link juga memiliki tambahan manfaat investasi.
"Namun para calon nasabah perlu memahami bahwa investasi yang menawarkan imbal hasil, juga memiliki risiko. Produk asuransi yang menawarkan investasi pada umumnya juga memiliki risiko yang disebabkan oleh likuiditas portofolio investasi, yang terkait dengan ekonomi makro, termasuk pasar modal," ka
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News