kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.053   69,54   1,00%
  • KOMPAS100 1.055   14,86   1,43%
  • LQ45 830   12,77   1,56%
  • ISSI 214   1,32   0,62%
  • IDX30 423   7,30   1,75%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 120   1,70   1,44%
  • IDXV30 125   0,84   0,68%
  • IDXQ30 141   2,15   1,55%

Penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) semakin membaik


Senin, 01 November 2021 / 17:50 WIB
Penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) semakin membaik
ILUSTRASI. Penjualan?kendaraan bermotor di pusat perbelanjaan, Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) baru di sejumlah bank sudah tumbuh cukup tinggi hingga September 2021. Pertumbuhan ini tak lepas dari insentif pajak yang diberikan pemerintah dan juga pelonggaran aturan loan to value (LTV). 

Walau penyaluran kredit baru sudah mengalir deras, namun outstanding atau baki debet KKB beberapa bank masih tercatat minus dibandingkan September 2020. Hal ini disebabkan karena pembayaran bulanan kredit juga meningkat. 

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya mencatatkan outstanding KKB sebesar Rp 35,64 triliun per September 2021. Itu turun 7,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). 

PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan baki debet KKB Rp 30,2 triliun. Capaian ini turun 4% secara yoy namun sudah tumbuh 1% dibandingkan akhir tahun lalu (year to date/ytd).

PT Bank Danamon Tbk lewat Adira Finance mencatatkan oustanding pembiayaan Rp 39,9 triliun atau turun 13% yoy. 

Baca Juga: Bisnis multifinance mulai menunjukkan perbaikan seturut meredanya pandemi

Sedangkan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menorehan pertumbuhan baki debet secara positif sebesar 13,4% dari Rp 6,71 triliun pada September 2020 menjadi Rp 7,6 triliun. 

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA menjelaskan,  rata-rata  bulanan permintaan KKB sudah cukup baik, yakni sudah mendekati Rp 2 triliun. Namun, KKB memiliki tenor yang lebih pendek dibandingkan KPR sehingga pembayaran bulanan juga cukup tinggi dimana rata-ratanya mencapai sekitar Rp 2 triliun. 

"Jadi kalau kredit baru kurang dari Rp 2 triliun maka outdstandingnya masih tetap negatif," jelasnya saat paparan kinerja kuartal III. 

Selain itu, lanjut Jahja, ada pula faktor lain yang membuat baki debet KKB masih kontraksi. 

Pertama, krisis semikonduktor yang melanda hampir seluruh pabrikan otomotif global membuat produksi mbil sedikit tersendat. 

Kedua, penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat pada Juli 2021 membuat kapasitas pabrikan dan jumlah shift pekerja industri otomotif berkurang. Kondisi itu menurut Jahja membuat permintaan dari konsumen tidak terpenuhi.

EVP Consumer Loans Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo juga menyebut penyaluran KKB sudah sangat kencang. Dia bilang, pencairan baru hingga September 2021 sebetulnya sudah meningkat sekitar 30%-40% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Selain dengan dukungan dari insentif pajak dan pelonggaran LTV, peningkatan pencaiaran kredit baru itu menurutnya juga ditopang oleh mulai banyaknya peluncuran produk-produk baru tahun ini. 

"Tahun ini banyak produk baru yang diluncurkan mulai dari Toyota Raize, Daihatsu Rocky, Hyundai Creta,  Honda New BRV, mobil listrik juga mulai diminati hanya saja memang harganya masiih mahal.  Ini yang mendorong pencairan baru ini. Sedangkan tahun lalu sama sekali tidak ada launcing mobil baru," jelas Susatyo kepada Kontan.co.id, Jumat (29/10).

Dia bilang, peningkatan pencairan baru terutama terjadi sejak  kuartal II dan kuartal III. Sedangkan kuartal I masih berat karena ada isu krisis chip yang membuat supplai barang sempat kosong. 

Walaupun secara tahunan baki debet KKB Bank Mandiri masih kontraksi karena di saat yang sama pembayaran kredit juga besar, namun dibanding akhir tahun lalu sudah ada pertumbuhan positif sebesar 1%.  

Susatyo  memperkirakan KKB akan terus membaik hingga akhir tahun. Begitupula dengan tahun 2022, diperkirakan akan tetap tumbuh positif sejalan dengan meningkatnya target penjualan mobil dari industri otomotif. 

Baca Juga: Tren penarikan kendaraan multifinance semakin melandai sampai kuartal III 2021

Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga juga optimistis penyaluran KKB masih akan tumbuh di kuartal IV ini. Menurutnya, relaksasi pajak hingga akhir tahun cukup membantu dalam mendorong pencairan kredit baru. 

Selain itu, produk baru yang cukup lengkap termasuk mobil bekas dan refinancing juga dinilai akan membantu mendorong pertumbuhan tersebut. 

"Proses dan digitalisasi juga terus kami tingkatkan sehingga customer experience jadi lebih baik. Lewat CNAF, kami sudah ada aplikasi online yakni CNAF Mobile dan dan Sahabat CNAF," kata Lani kepada Kontan.co.id, Senin (1/11).

Tahun depan, CIMB Niaga juga memperkirakan KKB akan semakin bergairah. Perseroan menargetkan oustanding KKB bisa tumbuh dua digit. 

Selanjutnya: Mengungkit Konsumsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×