Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Laju pembiayaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kian kencang. Hal ini tercermin dari realisasi penyaluran pembiayaan kredit mikro PNM yang telah mencapai 90% hingga September.
Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja menyebut tahun ini, PNM memasang target pembiayaan sebesar Rp 4,8 triliun. "Sementara pembiayaan kami di kuartal tiga sudah mencapai Rp 4,3 triliun," terang Parman.
Nilai pembiayaan tumbuh 15% secara year on year (yoy). Pertumbuhan pembiayaan terdorong karena makin banyaknya nasabah PNM. BUMN spesialis kredit mikro ini membidik nasabah perempuan berpenghasilan rendah untuk menggenjot pembiayaan pada program membina keluarga sejahtera (Mekaar).
Kini program Mekaar telah berlangsung di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Madura, Sorong, dan Kupang. Rencananya, program Mekaar menyebar di seluruh Indonesia di setiap Unit Layanan Modal Mikro atau ULaMM.
PNM akan menggandeng pemerintah daerah untuk menggalakkan program Mekaar. Selain memberikan pembiayaan, PNM mendampingi debiturnya dalam pengelolaan usaha mikro dan risiko yang terjadi.
Saat ini, program ULaMM masih menjadi penopang terbesar dari pembiayaan yang disalurkan perseroan ini. Kontribusinya lebih dari 75% dari total pembiayaan PNM. Demi mendukung penyaluran pembiayaan, PNM giat mencari sumber pendanaan, termasuk lewat penerbitan surat utang.
Perseroan ini akan merilis obligasi dengan total nilai sebesar Rp 1,5 triliun. Obligasi itu terdiri dari seri A yang berjangka waktu tiga tahun dengan pokok obligasi Rp 661 miliar serta kupon 9% dan seri B Rp 839 miliar bertenor lima tahun dengan kupon 9,5%.
Masa penawaran obligasi tersebut akan berlangsung pada akhir Oktober dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada awal bulan depan. Surat utang ini sendiri merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi senilai total Rp 2 triliun sejak 2014.
Selain dari penerbitan surat utang, PNM juga akan mencari sumber pendanaan dari perbankan. Dana dari perbankan yang dicari perusahaan pembiayaan mikro milik pemerintah ini sekitar Rp 1,7 triliun.
Parman bilang, sejumlah bank pun telah menyatakan komitmen untuk mengisi kebutuhan pendanaan dari perusahaannya, terutama dari mitra perbankan BUMN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News