Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi penyaluran pembiayaan alat berat masih prospektif sampai akhir tahun ini. Hal ini sejalan dengan tren permintaan alat berat yang meningkat.
Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno, tren harga komoditas menjadi pendorong permintaan alat berat di separuh kedua tahun ini. Alhasil, pelaku usaha pertambangan dan perkebunan menjadi motor bagi bisnis pembiayaan alat berat.
Pergerakan harga komoditas ikut berpengaruh terhadap bisnis pembiayaan alat berat. "Karena kedua industri ini mempunyai pangsa pasar besar pada pembiayaan alat berat," kata dia.
Karena itu, Suwandi optimistis pembiayaan alat berat membukukan pertumbuhan dua digit sepanjang tahun 2018. Di sisi lain, permintaan alat berat dari sektor infrastruktur akan meningkat di tahun ini.
Meski, pemerintah mewacanakan memantau ulang sejumlah proyek infrastruktur sebagai upaya menjaga peningkatan impor. Namun hal ini tidak berdampak besar.
PT BFI Finance Indonesia menjadi salah satu pemain yang merasakan imbas positif kenaikan permintaan alat berat ini. Sampai semester I tahun ini, Direktur BFI Sudjono menyebut bisnis pembiayaan alat berat menyumbang 14,5% dari total pembiayaan separuh pertama tahun ini sebesar Rp 8,5 triliun.
Artinya Rp 1,2 triliun di antaranya dari segmen alat berat. Dibanding periode sama tahun lalu, bisnis pembiayaan alat berat BFI Finance naik 87,1%. "Pembiayaan produk alat-alat berat tumbuh di tengah meningkatnya permintaan alat berat di berbagai sektor industri," kata Sudjono.
Kondisi ini berbeda dengan yang terjadi di Buana Finance. Direktur Buana Finance Herman Lesmana bilang, ada kendala pasokan dari produsen dan distributor.
Herman menjelaskan, ini terjadi karena permintaan alat berat dari segmen pertambangan cukup besar, sehingga sulit diimbangi produsen alat berat. Kondisi ini pun ikut berpengaruh kepada bisnis pembiayaan alat berat di semester I tahun ini.
Hingga Juni 2018, penyaluran pembiayaan Buana Finance sekitar Rp 372,7 miliar, turun 32% dari realisasi semester I tahun lalu. "Pasokan alat berat menjadi salah satu tantangan di tahun ini," kata dia.
Meski begitu, Buana Finance percaya di separuh II-2018 sejalan dengan lancarnya suplai alat berat maka kredit juga tumbuh. Buana Finance menargetkan, pembiayaan alat berat di tahun ini mencapai Rp 1,25 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News