kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Per September 2015, kredit BTN tumbuh 19,04%


Senin, 26 Oktober 2015 / 19:35 WIB
Per September 2015, kredit BTN tumbuh 19,04%


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2015, kredit yang disalurkan Bank Tabungan Negara (BTN) tumbuh 19,04%.

Per September 2015, perseroan berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp 131,58 triliun. Pada periode sama 2014 lalu, penyaluran kredit BTN jumlahnya  Rp 110,54 triliun.

Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan, pertumbuhan kredit yang masih cukup tinggi ini dikarenakan permintaan pasar terhadap kebutuhan rumah masih sangat besar.

"Kredit dan pembiayaan yang disalurkan BTN tumbuh lebih baik di atas rata-rata industri perbankan nasional yang per Agustus 2015 berada pada kisaran 10,96%. Kami memproyeksikan penyaluran kredit sampai dengan akhir tahun 2015 tumbuh di level 18%-19%," kata kata Maryono di Jakarta, Senin (26/10).

BTN tetap konsisten terhadap core business dalam bidang pembiayaan rumah. Kredit yang disalurkan oleh bank dengan kode emiten BBTN ini, mayoritas masih didominasi oleh pembiayaan perumahan.

Porsi pembiayaan perumahan di BTN per akhir September 2015 mencapai 89,61%. Angka ini setara dengan Rp 117,91 triliun dari total kredit yang disalurkan perseroan selama triwulan III-2015 yang mencapai Rp 131,58 triliun.

Sementara sisanya yaitu sebesar 10,39% atau setara dengan Rp 13,67 triliun merupakan kredit yang disalurkan BTN untuk pembiayaan kredit non perumahan.

Maryono merinci, dari total kredit yang disalurkan ke sektor perumahan sebesar Rp 117,91 triliun itu, sebesar 30,46% atau setara dengan Rp 40,08 triliun merupakan penyaluran untuk kredit rumah bersubsidi.

Sedangkan sebesar Rp 51,53 triliun atau setara dengan 39,16%, merupakan kredit yang disalurkan untuk rumah non subsidi. Sisanya sebesar Rp 26,30 triliun, masing-masing disalurkan untuk pembiayaan terkait perumahan senilai Rp 8,87 triliun dan kredit konstruksi mencapai Rp 17,43 triliun.

Peningkatan penyaluran kredit BTN ditopang oleh program sejuta rumah yang dicanangkan oleh Pemerintah. Menurut Maryono, program tersebut telah memberikan dampak yang positif terhadap kinerja perseroan.

Sampai dengan akhir tahun, diperkirakan akan terealisasi sekitar 441.428 unit rumah. Per September 2015, BTN telah merealisasikan 372.393 unit rumah.

"Kami akan terus mendorong agar realisasi pembangunan sejuta rumah bisa bertambah. Ini karena potensi di daerah-daerah masih cukup besar," ujar Maryono.

Dengan demikian, saat ini BTN menjadi leader dalam market share KPR yang mencapai 29,4%. Perseroan juga menjadi leader dalam pembiayaan perumahan dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan mencapai 98%.

Pertumbuhan kredit BTN juga disertai dengan prinsip kehati-hatian, yang tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) nett yang turun menjadi 3,18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 3,63%.

NPL gross BTN juga turun dari posisi 4,85% pada periode akhir September 2014 kemarin, menjadi 4,5% per September 2015.

"Di tengah tren NPL industri perbankan yang cenderung meningkat, BTN berkomitmen untuk terus menurunkan NPL di kisaran 3% sampai dengan akhir Desember 2015 dan menekan NPL gross jauh di bawah 4%," kata Maryono.

Lebih lanjut Maryono menambahkan, aset perseroan per September 2015 tumbuh 16,58% menjadi Rp 166,04 triliun pada September 2015 dari posisi sebelumnya per September 2014 yang sebesar Rp 142,43 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×