kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Perbaiki kinerja, ini strategi investasi saham BPJS Ketenagakerjaan


Rabu, 31 Maret 2021 / 22:56 WIB
Perbaiki kinerja, ini strategi investasi saham BPJS Ketenagakerjaan
ILUSTRASI. Petugas melayani peserta BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Senin (8/7). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan memperkirakan akan membukukan aset sebanyak Rp 412 triliun pada Agustus atau September 2019. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja investasi BPJS Ketenagakerjaan masih menjadi sorotan. Beberapa saham yang dikoleksi BPJS mencatatkan kinerja negatif seiring turunnya indeks harga saham gabungan (IHSG) saat pandemi. 

Direktur Pengembang Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Edwin Ridwan, menyebut, masalah investasi BPJS sebagai floating loss (rugi mengambang) yang berasal dari saham dan reksadana sekitar Rp 23 triliun. Namun nilai itu masih berpotensi naik atau turun berdasarkan pergerakan indeks saham. 

"Artinya memang ada tahun-tahun, investasi itu akan mengalami posisi negatif atau floating loss, tapi sekali lagi floating loss di investasi saham itu sesuatu yang wajar dan berlangsung hanya 1 tahun - 2 tahun apalagi kondisi Covid seperti ini," kata kata Edwin, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR, Selasa (30/3).

Terlebih, investasi ke saham tidak bisa dilihat beberapa tahun karena bersifat jangka panjang yaitu 10 tahun - 15 tahun. Jika melihat studi, ia menyebut investasi saham secara return akan lebih tinggi dibandingkan aset-aset lainnya. 

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan akan investasi ke SWF

Dengan kondisi saat ini, ia memperkirakan outlook kinerja saham belum kondusif hingga dua tahun ke depan. Sehingga BPJS berencana akan mengurangi alokasi yang ditempatkan pada saham maupun reksadana. 

Selain itu, BPJS akan melakukan take profit ke saham-saham yang mencatatkan untung. Jika momennya tepat, ia akan melakukan averaging down atau membeli saham tambahan dari investasi yang diinisiasi sebelumnya setelah harga turun. 

"Beli lagi saham-saham kami, supaya harga perolehannya turun. Sehingga pada saat dia naik, kita bisa lepas dalam kondisi untung," jelasnya. 

Namun rencana itu terkendala oleh pedoman investasi. Mengingat, ada batasan minimal kepemilikan BPJS pada masing - masing saham yang terdaftar di bursa efek. Maksimal itu 5% dari saham yang beredar.

Sebagai lembaga besar, investasi BPJS ke istrumen saham sudah mendekati 5% sehingga untuk melakukan averaging down bukan perkara mudah. Tentunya, ke depan perlu ada penyempuanaan dan peninjauan pedoman investasi.

"Supaya bisa mengakomodir kebutuhan kami sebagai manajemen baru untuk bisa mengatasi yang ada sekarang," tambahnya. 

Melalui strategi tersebut, lembaga ini membidik imbal hasil lebih baik di masing-masing portofolio yaitu deposito 6%, obligasi 7,8%, reksadana 1,2%, properti 4,4% dan penyertaan langsung 1,1%. 

Selanjutnya: Kemenaker tengah evaluasi relaksasi iuran BPJS Ketenagakerjaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×