kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan makin rajin menyalurkan pembiayaan ke sektor energi terbarukan


Rabu, 16 Juni 2021 / 19:38 WIB
Perbankan makin rajin menyalurkan pembiayaan ke sektor energi terbarukan
ILUSTRASI. Pembiayaan ke energi terbarukan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan semakin agresif menyalurkan kredit ke sektor energi terbarukan. Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan sejumlah regulasi menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang bisnis dan investasi dari keuangan berkelanjutan. 

Direktur BCA Vera Eve Lim mengatakan, BCA telah melakukan pembiayaan energi baru terbarukan sebesar Rp 4,7 triliun hingga Maret 2021. Adapun target pembiayaan untuk keuangan berkelanjutan secara keseluruhan tahun 2021 sebesar 5,5% termasuk di dalamnya energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan sumber daya alam hayati. 

“Juga penggunaan lahan yang berkelanjutan, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, eco-efficient, bangungan berwawasan lingkungan yang memenuhi standar atau sertifikasi yang diakui secara nasional, regional atau internasional serta kegiatan UMKM,” ujar Vera kepada Kontan.co.id, Rabu (16/6). 

Ia menambahkan,  dari total portofolio kredit BCA per Maret 2021, sekitar 21,4% atau Rp126,0 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG).

Baca Juga: Prolegnas prioritas tahun 2021 bakal dievaluasi pada bulan Juli

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah menyebutkan selama beberapa tahun terakhir bank secara aktif menyalurkan kredit untuk energi terbarukan seperti seperti hydro energy dan, tenaga surya. Juga ada beberapa pipeline kredit baru untuk pembiayaan ke energi terbarukan. 

“Ini merupakan komitmen Mandiri utk mendukung program pemerintah untuk mulai secara bertahap shifting dari energi fosil ke energi terbarukan. Hingga Maret 2021, portfolio kredit Bank Mandiri yang telah sesuai dengan kriteria sustainable portfolio dalam POJK 51 (green dan social) mencapai Rp 171 Triliun,” ujar Indah.

Nilai itu sekitar 22% dari total kredit yang disalurkan oleh Bank Mandiri. Dari jumlah tersebut, hingga Maret 2021 Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp 3,13 triliun kepada sektor energi baru dan terbarukan seperti untuk pembangunan PLTA maupun PLTM.

Commercial Banking Director, PT Bank HSBC Indonesia Eri Budiono menyebut guna memenuhi target penurunan target emisi Indonesia sesuai Paris Agreement, dibutuhkan investasi yang sangat besar. Hal ini merupakan peluang yang sangat baik bagi HSBC untuk berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia yang berkelanjutan dan rendah karbon, yang mengintegrasikan aspek environment, social, dan governance (ESG).

“Pendekatan HSBC dalam mendukung penurunan emisi karbon adalah kami menetapkan target untuk menjadi net-zero bank, mendukung transformasi nasabah/klien kami menuju ekonomi rendah karbon, serta mendukung pemerintah untuk menciptakan iklim sektor keuangan yang dapat mempercepat investasi yang berkelanjutan,” tambahnya. 

Ia menyebutkan saat ini sektor energi terbarukan di Indonesia masih tergolong dalam tahap awal, walaupun perkembangan industri ini secara global tumbuh semakin pesat akibat komitmen global menuju net zero yang tercantum dalam Paris agreement. HSBC terus mencari peluang pembiayaan di sektor ini untuk mendukung pemerintah dan pelaku usaha di Indonesia bertransisi menuju penggunaan energi terbarukan seperti geothermal, hydro, bayu, dan surya. 

“Potensi di sektor ini sangat besar, tapi masih membutuhkan waktu panjang karena saat ini Indonesia masih bergantung pada pembangkitan listrik tenaga batu bara, dan merencanakan untuk melakukan transisi yang sejalan dengan lifetime of the power asset. Kami juga melihat peningkatan tren di perusahaan-perusahaan untuk memasang solar panel untuk digunakan sebagai captive power yang berpotensi berkembang pesat,” jelasnya. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, melalui OJK, pemerintah terus memonitoring perkembangan ekonomi berkelanjutan. 

OJK menerbitkan roadmap keuangan berkelanjutan tahap II pada Januari 202. Ini  sebagai kerangka acuan agar lembaga keuangan bisa berperan aktif terhadap pembangunan berkelanjutan. Ada 15 bank yang tergabung dalam inisiatif OJK ini. 

Baca Juga: Ada 72 Proyek EBT Mangkrak, Terbanyak Proyek PLTA

“Peran bank sangat besar dalam ekonomi berkelanjutan. Terutama perlindungan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya lokal,” papar Airlangga dalam webinar daring, Selasa (15/6). 

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan pandemi menjadi momentum melakukan perubahan. Termasuk dari kesadaran akan aspek lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan, tidak terkecuali di sektor keuangan. 

“Indonesia sudah terlibat dalam proses penyusunan ekonomi berkelanjutan dan sudah berkomitmen menjalankan agenda itu,” tambahnya. 

Menurutnya sudah delapan bank menerapkan pembiayaan berkelanjutan. Lalu bergabung lima bank lain. Penyaluran portofolio hijau perbankan mencapai Rp 809,75 triliun, penerbitan green bond PT Sarana Multi Infratruktur senilai US$ 500 miliar, Indeks saham Sustainable and Responsible Investment (SRI)-KEHATI juga telah memiliki dana Rp 2,5 triliun, serta berbagai implementasi lain.

Selanjutnya: Gunakan energi terbarukan, Tesla akan kembali izinkan penggunaan bitcoin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×