Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Perbankan di Indonesia yang menjadi mitra distribusi Surat Berharga Negara (SBN) ritel berhasil meraup pendapatan berbasis komisi atau fee based income dari total hasil penjualan 7 SBN ritel yang mencapai Rp 148,36 triliun sepanjang tahun 2024.
Dalam rinciannya, ada 7 jenis SBN ritel yang diterbitkan sepanjang tahun 2024 oleh Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), di antaranya ORI025, SR020, ST012, SBR013, SR021, ORI026, dan ST013. Dari ke-7 SBN Ritel tersebut, berhasil menjaring sebanyak 450.191 investor ritel.
Sejumlah bank mengaku meraup peningkatan pendapatan fee based income dari hasil penjualan SBN Ritel tahun lalu.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya, sebagai bank pelat merah BRI berhasil mencatatkan penjualan SBN sebesar Rp 11,5 triliun sepanjang tahun 2024, jumlah penjualan meningkat sebesar 5,09 % secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani menyebut estimasi pendapatan yang diterima oleh BRI dari pemerintah sebagai Mitra Distribusi SBN sebesar Rp 42,8 miliar, meningkat sebesar 7,33% yoy dari tahun 2023.
"Penjualan SBN tetap menunjukkan tren positif di tengah-tengah gejolak ekonomi sepanjang tahun 2024 yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah investor SBN di BRI sebesar 34% (YoY) dari tahun 2023," ungkap Handayani kepada Kontan, Senin (13/1).
Lebih lanjut Ia menyebut, peningkatan jumlah investor ritel beberapa tahun terakhir juga didukung oleh kemudahan akses dan transparansi, faktor lain adalah karena pajak yang dikenakan hanya sebesar 10%.
Sebagai mitra distribusi pemerintah dalam memasarkan produk SBN, BRI berkomitmen untuk turut mendukung peningkatan ekonomi Indonesia, dengan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia melalui penyediaan alternatif investasi yang menarik dan aman bagi masyarakat.
Sementara itu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berhasil mencatatkan penjualan SBN Ritel sebanyak Rp 3 triliun sepanjang tahun 2024, atau di atas target yang ditetapkan Kemenkeu sebesar 110%.
Meru Arumdalu, Wealth Management Division Head BTN mengatakan, sebagai salah satu mitra distribusi dalam penjualan SBN Ritel, BTN berkomitmen untuk selalu memberikan kontribusi terbaik dalam penawaran setiap seri yang diterbitkan.
Dari total penjualan SBN Ritel sepanjang tahun 2024, BTN berhasil meraup pendapatan dari sekitar Rp 10 miliar. Adapun untuk tahun 2025, Meru memproyeksikan minat investor ritel terhadap SBN masih akan cukup tinggi.
Di sisi lain, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan penjualan SBN Ritel sepanjang tahun 2024 mencapai Rp 40 triliun, atau hampir 30% dari total yang diterbitkan Kemenkeu.
EVP Corporate Communication and Responsibility BCA, Hera F. Haryn menyatakan, penjualan SBN selama 2024 turut berkontribusi terhadap pendapatan fee dan komisi perseroan. Namun sayangnya Ia tak merinci berapa besar yang diraup BCA dari penjualan tahun lalu.
"Dengan animo masyarakat yang tinggi terhadap instrumen Surat Berharga Negara, kami berharap minat masyarakat dalam membeli SBN akan terus meningkat," ungkapnya.
BCA, sebagai Mitra Distribusi (Midis) Kemenkeu RI, secara konsisten mendorong minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar SBN melalui layanan investasi pada produk SBN, serta berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan dalam memberikan layanan investasi.
Selanjutnya: Susahnya Perbankan Syariah Tingkatkan Pangsa Pasar Meski Potensi Besar
Menarik Dibaca: Apakah Air Kelapa Aman untuk Penderita Diabetes? Berikut Faktanya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News