Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai upaya menopang pertumbuhan bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pemerintah berencana menambah plafon kredit dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, nantinya plafon KUR tanpa jaminan akan dinaikkan menjadi Rp 100 juta dari sebelumnya senilai Rp 50 juta.
Tidak hanya KUR tanpa jaminan, plafon KUR bagi UMKM juga bakal dinaikkan. Sebelumnya, plafon KUR UMKM sebesar Rp 10 miliar bakal naik menjadi Rp 20 miliar. "Ini perubahan-perubahan yang diharapkan untuk segera dapat dilaporkan ke bapak Presiden," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Presiden usai rapat terbatas, Senin (5/4).
Airlangga menambahkan, saat ini program KUR belum maksimal menjaring pelaku UMKM. Kredit UMKM yang berada di bawah KUR saat ini hanya 6 juta pelaku usaha dibandingkan di luar KUR mencapai lebih dari 60 juta.
Upaya peningkatan plafon juga diikuti dengan menariknya suku bunga yang ditawarkan. Pihaknya menyebut, Jokowo meminta suku bunga KUR berada di angka 6%.
Tidak berhenti di situ, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga berharap ke depannya porsi kredit UMKM bisa meningkat dari 30% dari sebelumnya 20%. Upaya itu dinilainya bakal menjadi peta jalan pemerintah sampai tahun 2024.
Hal itu pun disambut baik oleh bank-bank penyalur KUR. Salah satunya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang merupakan ujung tombak penyaluran KUR di Tanah Air. Sekretaris Perusahaan Bank BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan rencana tersebut sejatinya selaras dengan rencana bisnis perseroan untuk memperkuat lini bisnis UMKM.
"Peningkatan penyaluran KUR tersebut tentu akan berdampak positif terhadap peningkatan komposisi kredit UMKM di BRI," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (5/4).
Baca Juga: Genjot pembiayaan UMKM, plafon KUR diubah
Dia menjelaskan, hingga kuartal IV 2020 lalu porsi kredit UMKM di BRI sudah sebesar 82,13% dari total kredit. Jumlah tersebut meningkat dari posisi di akhir 2019 yang berada pada posisi 79%. Dus, dengan adanya inisiatif pemerintah tersebut pihaknya optimis porsi kredit UMKM di BRI akan terus meningkat hingga mencapai 85% pada akhir tahun 2021.
Bukan cuma pemain besar saja, pemain kecil seperti PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) juga mengapresiasi langkah Pemerintah. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Sireger pun mengamini lewat keputusan tersebut nantinya penyaluran kredit KUR bisa terakselerasi lebih cepat dan segmen UMKM bisa lebih cepat bangkit di tengah gempuran pandemi Covid-19.
"Bank Sumut berkomitmen untuk terus meningkatkan penyaluran kredit produktif ke masyarakat terutama kepada pelaku usaha UMKM salah satunya melalui KUR," terangnya.
Dia juga menambahkan, sampai dengan akhir Maret 2021 Bank Sumut sudah menyalurkan KUR sebesar Rp 170 miliar. Melihat adanya rencana anyar pemerintah, Bank Sumut optimis target penyaluran KUR sebesar Rp 1 triliun tahun ini bisa tercapai.
Sebagai tambahan informasi, menurut data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada akhir 2020 lalu jumlah KUR yang disalurkan sudah mencapai Rp 198,53 triliun. Penyaluran terbesar diberikan kepada kreditur dengan nilai Rp 10 juta hingga Rp 50 juta.
Kreditur dengan nilai itu disampaikan Airlangga mencapai 65% dari total KUR yang disalurkan atau Rp 128 triliun untuk 3,6 juta nasabah. Sementara untuk KUR kecil sebesar Rp 50 juta sampai Rp 500 juta disalurkan kepada 2,4 juta nasabah dengan nilai total Rp 59 triliun.
Selanjutnya: Presiden Jokowi meminta porsi kredit UMKM ditingkatkan di atas 30%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News