Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BALI. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melihat kondisi perbankan saat ini masih sehat. Walaupun ketidakpastian global dan bayang-bayang resesi di tahun depan mulai terasa saat ini.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyebut belum ada perbankan yang dilikuidasi atau ditutup hingga saat ini. Padahal setiap tahun biasanya ada 6-7 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ditutup.
"Setiap tahunnya (biasanya) 6 hingga 7 BPR tutup (likuidasi) tapi tahun ini 0 artinya keadaannya membaik, itu BPR, apalagi BPD apalagi bank umum keadaannya benar-benar membaik," ujar Purbaya di Bali, Rabu (9/11).
Padahal, Bali sebagai salah satu daerah terdampak Covid-19 masih bisa bertahan. Walaupun, loan at risk (LAR) perbankan di Bali sudah terbilang tinggi.
Baca Juga: Bila Diamanatkan oleh UU, LPS Butuh Waktu 5 Tahun untuk Bisa Menjamin Polis Asuransi
Baca Juga: LPS Serukan Ekonomi Hijau dalam Program Penjaminan pada Rangkaian G20
Purbaya menuturkan, belum ada bank di Bali yang ditutup meskipun LAR perbankan di Bali menyentuh 71%.
"Kalau LPS sekarang belum ada bank Bali, artinya belum kami tutup, ada yang sakit tapi yang lampau, yang baru belum ada, tahun ini BPR yang tutup jumlahnya 0 lebih bagus daripada perkiraan kita, perkiraan kita 8 yang tutup termasuk Bali," pungkasnya.
Mesiki risiko kredit bermasalah cukup tinggi, Purbaya berharap keadaan segera membaik sejalan dengan perbaikan ekonomi yang terus berlanjut. Sinyal positif sudah ditunjukkan dari pertumbuhan Ekonomi Indonesia mencapai 5,72% YoY pada kuartal III-2022.
"Karena ini kebijakannya sudah pas yang dibuat oleh KSSK, kebijakan cukup di sistem dan ekonominya tetap didorong untuk tumbuh di atas 5,7%, tapi kita pikirkan memang seperti itu karena sistem yang menggerakkan ekonomi sudah ditaruh di sistem perekonomian," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News