Reporter: Umi Kulsum | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pertumbuhan premi dari bisnis asuransi kesehatan pelaku asuransi umum masih bisa tumbuh positif sampai pertengahan tahun ini. Kehadiran BPJS Kesehatan nyatanya tidak menyurutkan minat masyarakat.
Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, sampai Juni 2018, lini bisnis asuransi kesehatan mengumpulkan premi Rp 2,60 triliun. Jumlah ini meningkat 9,5% jika dibandingkan dengan periode sama tahun kemarin sebesar Rp 2,37 triliun. Kinerja positif ini lebih tinggi dari capaian kuartal I 2018 lalu yang tumbuh 8,4%.
Di periode yang sama, klaim yang dicatatkan bisnis ini mencapai Rp 1,78 triliun, naik 5,1% dibandingkan Juni 2017 sebesar Rp 1,69 triliun. Dus, rasio klaim asuransi kesehatan juga menyusut dari semula di posisi 71,4% menjadi 68,6%.
Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, terus bertumbuhnya produk asuransi kesehatan yang dimiliki pelaku asuransi kerugian berkat strategi pengembangan produk yang berbeda. Meski adanya BPJS Kesehatan, masyarakat segmen ritel maupun korporasi masih banyak yang membutuhkan manfaat tambahan.
Terutama, sambung Dody, masyarakat yang memiliki dana berlebih ingin mendapatkan perlindungan di atas minimal yang tidak ada dalam kaver BPJS Kesehatan. Sehingga, produk dengan layanan seperti demikian masih dibutuhkan oleh masyarakat.
"Maka itu pelaku asuransi membuat produk asuransi kesehatan dengan menyesuaikan kebutuhan yang ada. Selain itu juga memberikan layanan lebih yang tidak ada di BPJS Kesehatan," kata Dody, Senin (27/8).
Hingga akhir tahun ini, Dody meramal tren pertumbuhan premi di pertengahan tahun bisa konsisten berlanjut sampai akhir 2018. Dengan strategi pengembangan produk yang dijalankan pelaku usaha akan turut mendongkrak bisnis ini.
"Hampir semua lini bisnis memang kenaikannya akan lebih tinggi di kuartal empat. Begitupun dengan produk ini kami harapkan demikian," jelasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News