Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Industri asuransi umum di dalam negeri belum bisa lepas dari kondisi perlambatan ekonomi makro sejak awal tahun ini. Mendekati tengah tahun, perlambatan pertumbuhan premi diperkirakan tetap terjadi.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Ahmad Fauzie Darwis memprediksi, hingga akhir semester pertama ini pertumbuhan industri secara nasional masih akan di bawah catatan periode yang sama tahun lalu. "Mungkin pertumbuhannya di kisaran 10%," kata dia, Selasa (30/6).
Sepanjang semester I 2014, industri asuransi umum mencatatkan premi sebesar Rp 25,5 triliun. Jika prediksi di atas terpenuhi, maka hingga akhir Juni 2015 premi yang dikantongi industri mencapai sekira Rp 28 triliun.
Prediksi pertumbuhan sampai tengah tahun ini sendiri jauh dibawah capaian pada semester pertama di tahun kemarin. Dimana pada saat itu pertumbuhan premi asuransi umum mencapai angka 21%.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi makro di 2015 ini disebutnya sebagai salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan industri asuransi umum masih tertekan. Hal ini mengingat banyaknya lini bisnis di asuransi umum yang berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi nasional dan proyek pembangunan. "Proyek-proyek pembangunan juga banyak yang belum turun," ujar Fauzie.
Melihat kondisi industri di paruh pertama tahun ini, ia berharap proyek-proyek pembangunan terutama dari pemerintah bisa segera direalisasikan sejak awal paruh kedua nanti. Sebab, maraknya proyek bisa menimbulkan efek domino yang ujungnya mendorong berbagai lini bisnis dari pelaku usaha asuransi.
Dengan begitu, target pertumbuhan premi industri asuransi umum pada tahun ini bisa terpenuhi. Fauzie bilang, secara nasional, industri menargetkan pertumbuhan premi sebesar 17% dari capaian di sepanjang 2014 dari Rp 47,8 triliun menjadi Rp 56 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News