Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Di tengah perlambatan pertumbuhan pendapatan premi pada paruh pertama 2014 yang hanya 2,5% (year on year), klaim kematian dan kesehatan yang dibayarkan pelaku usaha asuransi malah naik dan menggerogoti kondisi keuangannya.
Berdasarkan laporan keuangan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada semester pertama tahun ini, klaim kematian atau meninggal dunia tumbuh 7,4%, yaitu dari Rp 2,51 triliun menjadi Rp 2,70 triliun. Sementara, klaim asuransi kesehatan tumbuh 21% menjadi Rp 3,39 triliun.
Beruntungnya, klaim maturity atawa polis jatuh tempo justru turun 9,6% menjadi Rp 2,374 triliun dan klaim surrender & withdrawal (polis yang belum jatuh tempo) juga ikut merosot 14,2% atau menjadi Rp 23,5 triliun.
“Ini menunjukkan bahwa kesadaran nasabah meningkat terhadap pentingnya asuransi jiwa sebagai perlindungan jangka panjang,” tutur Togar Pasaribu, Pejabat sementara Direktur Eksekutif AAJI, Senin kemarin
Secara keseluruhan industri asuransi jiwa tercatat membayarkan klaim dan manfaat sebesar Rp 32,80 triliun di sepanjang pertengahan tahun ini. Angka itu turun tipis 1,4% ketimbang periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 33,25 triliun.
Maklumlah, selain karena pendapatan preminya turun 2,5% menjadi hanya Rp 32,80 triliun per 30 Juni 2014, jumlah nasabah asuransi jiwa juga menciut sebanyak 44,4%, yaitu dari 83,46 juta orang menjadi hanya 46,41 juta orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News