Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program swasembada pangan diprediksi akan mengerek permintaan alat berat. Hal ini dinilai dapat meningkatkan penyaluran pembiayaan alat berat di sejumlah multifinance.
Ambil contoh, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance (ADMF) yang menyebut program swasembada pangan berdampak positif pada penyaluran pembiayaan alat berat karena dapat meningkatkan permintaan.
“Apalagi swasembada pangan ini juga untuk mendukung proyek ketahanan pangan dan pengelolaan komoditas Indonesia,” kata Chief of Financial Officer Adira Finance, Sylvanus Gani kepada Kontan.co.id, Senin (2/12).
Gani mengatakan, hingga Oktober 2024 pembiayaan alat berat Adira Finance tercatat sebesar Rp 407 miliar atau meningkat dua kali lipat jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Sampai saat ini, Adira Finance menyalurkan pembiayaan alat berat ke sektor plantation, forestry, mining serta trucking.
Baca Juga: Program Swasembada Pangan Berpotensi Kerek Industri Alat Berat
Gani bilang, pembiayaan alat berat erat kaitannya dengan sektor komoditas, sehingga fluktuasi harga komoditas dan transisi energi menjadi tantangan untuk sektor alat berat.
Namun demikian, kata Gani, peluang pertumbuhan segmen alat berat masih terbuka hingga tahun depan, mengingat sektor konstruktif masih tetap tumbuh didukung belanja modal dari pemerintah dan penanaman modal asing.
Gani menyampaikan, untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan alat berat, Adira Finance melakukan perluasan dari sisi line up pembiayaan produk Heavy Equipment serta menambah manpower dari sisi marketing agar bisa lebih menjangkau nasabah secara nasional.
PT BNI Multifinance (BNI Finance) juga menilai, program swasembada dapat berdampak positif pada penyaluran pembiayaan alat berat.
Direktur Bisnis BNI Multifinance Albertus Hendi mengatakan hal tersebut tercermin dari penyaluran pembiayaan alat berat BNI Finance yang meningkat menjadi Rp 68 miliar di sembilan bulan pertama 2024.
“Nilai itu meningkat sebesar 4,1%. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, penyaluran pembiayaan alat berat perusahaan hanya mencapai sebesar Rp 65 miliar,” kata Albertus kepada Kontan.co.id, Senin (2/12).
Ia menerangkan , pertumbuhan tersebut didorong oleh penambahan team fleet BNI Finance untuk pembiayaan alat berat. Selain itu, peningkatan pembiayaan alat berat juga didorong industri pertambangan, serta pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pembiayaan alat berat itu juga didorong oleh sejumlah bisnis, yakni bisnis batubara, bisnis nikel, dan bisnis infrastruktur.
Baca Juga: Emiten Yang Berpotensi Cuan Dari Program Swasembada Pangan
Hingga akhir tahun ini, BNI Multifinance menargetkan pembiayan alat berat bisa mencapai Rp 90 miliar.
"Ke depannya BNI Finance akan terus melakukan sinergi dengan BNI sebagai induk perusahaan dengan menggarap captive bisnis BNI di bidang korporasi dan komersial bisnis," kata Albertus.
Namun, saat ini hingga tahun 2025, BNI Finance akan fokus pada pembiayaan kendaraan pribadi atau passenger car dan kendaraan niaga (commercial car).
Selanjutnya: IHSG Ambruk Dekati Level Psikologis, Ini Sentimen Penekannya
Menarik Dibaca: Cara Melihat Spotify Wrapped 2024 untuk Mengetahui Playlist Selama 1 Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News