kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,33   7,98   0.86%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek Saham Bank Digital Tergantung Ekosistem dan Pertumbuhan User


Senin, 03 Januari 2022 / 15:10 WIB
Prospek Saham Bank Digital Tergantung Ekosistem dan Pertumbuhan User
ILUSTRASI. Analis menilai, prospek saham bank digital akan tergantung ekosistem dan pertumbuhan jumlah pengguna atau user.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham bank-bank kecil atau bank digital melejit di sepanjang tahun 2021.  Lonjakan harga tersebut telah membuat kekayaan para investor atau pemilik baru dari bank-bank kecil melejit.  Namun, performa saham sebagian bank -bank ini tidak selaras dengan kinerja keuangan mereka. 

Suria Darma, Kepala Riset Samuel Sekuritas melihat, prospek bank digital ke depan akan tergantung pada perkembangan ekosistemnya dan pertumbuhan pengguna atau user-nya. 

Ekosistem yang luas akan mendorong pertumbuhan pengguna bank tersebut. Sedangkan basis pengguna bisa diasumsikan menjadi potensi dana pihak ketiga (DPK) dan kredit yang akan bisa didapat ke depan.

"Tetapi yang paling penting adalah bagaimana bank-bank digital itu mengeksekusi rencana-rencananya (dalam transformasi jadi bank digital)," kata Suria kepada Kontan.co.id, Jumat (31/12).

Baca Juga: Awas, Saham Bank Digital Rawan Gembos

Dari bank-bank digital yang sudah ada saat ini, Suria baru tertarik pada Bank Raya Indonesia  (AGRO) dan Bank Neo Commerce (BBYB) karena eksekusi rencana digital dilakukan dengan cepat.

BBYB tercatat masih merugi hingga kuartal III 2021 sebesar Rp 264,7 miliar. Adapun di periode yang sama tahun sebelumnya masih untung Rp 4,3 miliar.  

Sementara harga saham BBYB sudah meroket 893,7% sepanjang 2021 hingga di tutup di level Rp 2,630 per 30 Desember 2021. Harga saham BBYB sudah sangat mahal yang ditandai dengan harga terhadap nilai buku (price to book value/PBV) perseroan udah mencapai 17,6x. 

PT Bank Jago Tbk (ARTO) juga masih buntung. Rugi bersihnya mencapai Rp 32,6 miliar hingga triwulan III 2021, namun sudah melandai dari kerugian Rp 105,7 miliar yang ditanggung perseroan pada periode sama tahun 2020. Saham ARTO melonjak 348,7% sepanjang tahun lalu dengan PBV sudah tembus 26,99x.

Kenaikan harga saham ARTO telah membuat kekayaan pemiliknya melesat. Jerry Ng lewat PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI)  hanya mengeluarkan Rp 279,5 miliar mencaplok saham bank ini pada Desember 2019 dan menambah modal lewat rights issue yang digelar pada Maret 2021. Dengan jumlah sahamnya 4,12 miliar atau 29,8% maka nilai kekayaan Jerry di bank ini sudah sekitar Rp 70 triliunan. 

Patrick Walujo yang hanya bermodal Rp 463,1 miliar untuk menguasai 11,6% saham ARTO atau 1,61 miliar saham bank ini, kini nilai sahamnya sudah di atas Rp 20 triliun. 

Harga saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) bahkan lebih mahal lagi. Sepanjang 2021, harga sudah terbang ribuan persen yakni 4,386.7%. PBV bank ini kini sudah mencapai63,58x, paling tinggi di antara saham-saham bank lainnya. 

Hanya saja, kinerja bank milik Chairul Tanjung ini masih menggembirakan. Laba bersihnya di kuartal III 2021 melonjak 77% YoY menjadi Rp 85,7 miliar. 

PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) juga merugi hingga kuartal III 2021 sebesar Rp 1,8 triliun dari sebelumnya masih untung di periode yang sama tahun lalu. Harga sahamnya tercatat melonjak 78,8% tahun 2021.

Baca Juga: Saham Bank Digital Lokal Lebih Mahal Dibanding di Luar Negeri, Investor Harus Cermat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×