Sumber: Reuters, KONTAN |
JAKARTA. Perusahaan asuransi asal Inggris, Prudential Plc, berencana mendirikan perusahaan manajemen aset berbasis syariah di Indonesia.
Mark Toh, Kepala Pengelola Dana syariah Regional Prudential Corporation Asia menjelaskan, rencana tersebut muncul setelah mengkaji peluang bisnis pengelolaan aset berbasis syariah di Indonesia. “Jumlah penduduk muslim di negeri ini sangat besar. Banyak di antara mereka yang semakin sadar akan prinsip-prinsip syariah,” kata dia.
Faktor lainnya adalah dukungan dari pemerintah. Mark Toh menyorongkan kebijakan penghapusan perlakuan pajak ganda pada transaksi syariah sebagai contoh. Kebijakan tersebut akan mendorong penerbitan obligasi syariah dan pendirian lebih banyak lagi bank syariah di Indonesia.
Dengan berbekal dukungan itu, kata Toh, aset industri syariah di Indonesia berpotensi tumbuh hingga US$ 1 triliun. "Karena berbagai alasan itu, kami berniat mengajukan izin pendirian perusahaan manajemen aset berbasis syariah di Indonesia," katanya.Corporate Marketing and Communications Director
PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) Nini Sumohandoyo menambahkan, rencana itu menunjukkan komitmen Prudential dalam menyediakan solusi keuangan di negeri ini.
Selain di Indonesia, Prudential juga berniat meluncurkan dua produk dana kelolaan berbasis syariah di Dubai, Uni Emirat Arab. Toh mengatakan, permintaan di negeri itu kemungkinan akan menguat seiring pulihnya ekonomi. “Saat ini ketersediaan produk dana investasi berbasis syariah masih terbatas. Tidak hanya di Malaysia, tapi juga di pasar global,” kata dia.
Pertumbuhan industri manajemen aset berbasis syariah selama ini mengalami kendala berupa produk dan jalur distribusi yang terbatas. Selama kuartal I 2009, tercatat sebanyak 750 reksadana syariah dengan nilai aset di bawah US$50 miliar. Angka itu jauh di bawah nilai total industri manajemen aset.
Prudential tercatat sebagai perusahaan manajemen aset berbasis syariah terbesar kedua di dunia dengan dana kelolaan sekitar US$400 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













