kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rajin biayai proyek sindikasi, Mandiri yakin kredit korporasi bisa tumbuh 15%


Jumat, 20 Juli 2018 / 18:50 WIB
Rajin biayai proyek sindikasi, Mandiri yakin kredit korporasi bisa tumbuh 15%
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank Mandiri


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati suku bunga tengah mengalami tren naik, PT Bank Mandiri Tbk meyakini permintaan kredit korporasi dan sindikasi masih tumbuh.

Senior Executive Vice President Bank Mandiri Dikdik Yustandi menjelaskan sampai semester I-2018 kredit korporasi di Bank Mandiri tumbuh signifikan dengan rasio non performing loan (NPL) terjaga rendah di bawah 1%. 

Bank Mandiri mencatat, penyaluran kredit ke korporasi besar dan kelembagaan memang menorehkan kinerja signifikan.

Sampai semester I-2018 total kredit ke sektor ini mencapai Rp 296,8 triliun atau naik 22,2% secara tahunan atau year on year (yoy) dari capaian periode tahun sebelumnya Rp 242,9 triliun.

Menurut Dikdik, mayoritas kredit korporasi perseroan masuk ke infrastruktur. Tercatat sampai akhir Juni 2018, total kredit infrastruktur yang sudah disalurkan Bank Mandiri mencapai Rp 165,8 triliun dari limit Rp 255,3 triliun atau tumbuh 24,1% secara yoy.

Dari jumlah kredit tersebut, mayoritas kredit Bank Mandiri masuk ke sektor ketenagalistrikan Rp 36,8 triliun, transportasi Rp 39,3 triliun, minyak dan gas serta energi terbarukan Rp 24,1 triliun, konstruksi Rp 18,3 triliun, Telematika Rp 17,5 triliun, jalan tol Rp 10,6 triliun, perumahan dan fasilitas kota menembus Rp 9,6 triliun dan sektor lainnya Rp 9,6 triliun.

"Kalau dilihat memang sampai semester I-2018 mayoritas kredit Bank Mandiri masih di sektor korporasi besar, rasanya masih akan meningkat," tambahnya. 

Hingga akhir tahun Dikdik meyakini kredit korporasi masih dapat tumbuh 15% secara yoy. Meski tidak dapat merinci secara detil, bank berlogo pita emas ini meyakini khusus untuk kredit sindikasi pertumbuhannya paling tidak ada di kisaran 13%-15% pada akhir tahun 2018.

Alasannya, beberapa proyek sindikasi sudah ditandatangani oleh Bank Mandiri dan masih ada beberapa yang akan dikucurkan pada paruh kedua tahun 2018. 

Yang terbaru, Bank Mandiri bersama dengan empat bank lain menandatangani proyek pembiayaan tol Kunciran-Serpong sebesar Rp 3,3 triliun kepada anak usaha Jasa Marga yakni PT Marga Trans Nusantara (MTN).

Khusus untuk proyek ini, Bank Mandiri mendapatkan jatah sebesar 24% atau sekitar Rp 790 miliar dan bergerak sebagai join mandated lead arrranger and bookrunners (JMLAB).

Selain proyek ini, dalam hitungan kurang dari dua minggu bank bersandi emiten BMRI ini akan menandatangani proyek sindikasi untuk pembiayaan tol Jakarta Elevated bersama dengan 10 bank. 

Bila berjalan sesuai rencana, Bank Mandiri juga akan berperan sebagai JMLAB dan mendapatkan porsi pembiayaan sebanyak 30% dari total kredit sindikasi sebesar Rp 11 triliun.

Dikdik optimis kendati suku bunga kredit terus menunjukan tren kenaikan, permintaan kredit sindikasi maupun korporasi masih tetap besar. Pasalnya, bunga yang digunakan untuk kredit jumbo tersebut menggunakan reference rate, sehingga tidak terlalu tinggi dan lebih stabil kendati bunga acuan mengalami peningkatan.

"Bunganya kan reference rate, jadi meskipun bunga acuan BI naik, bunganya tidak semerta-merta ikut naik. Lebih menyesuikan ke bunga deposito dan kenaikan marginnya juga menyesuaikan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×